Kisruh KPK Vs Polri Dinilai Jadi Momentum Bersih-bersih
Konflik KPK dengan Polri terjadi lantaran adanya orang-orang bermasalah baik di KPK maupun Polri.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada hikmah yang bisa dipetik dari kegaduhan yang terjadi antara KPK dengan Polri.
Kedua lembaga ini, menjadikan momentum ini sebagai ajang bersih-bersih.
Seperti disampaikan Wakil Ketua Komisi III dari Gerindra, Desmond J Mahesa, bahwa konflik KPK dengan Polri terjadi lantaran adanya orang-orang bermasalah baik di KPK maupun Polri.
"Apakah itu KPK ataupun Polri, bisa jadi ada cacatnya. Inilah saatnya bersih-bersih di dua institusi tersebut. Penting untuk menyelamatkan institusinya masing-masing. Kalau memang merasa bersih, ya dibuktikan saja. Jangan sampai semuanya berlarut-larut," papar Desmond di Jakarta, Senin (26/01/2014).
Menurut Desmond, memburuknya hubungan antara KPK dan Polri, terlihat tak bisa lepas dari urusan politik. Diawali dengan penetapan Komjen Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kapolri, disusul dengan penetapan tersangka oleh KPK.
Selanjutnya menjadi bola liar dengan penetapan tersangka kepada Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto. "Semuanya terjadi begitu cepat namun janggal dan aneh. Bagi saya, sangat mengganggu rasionalitas," tuturnya.
Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (Maki), Boyamin Saiman menilai, perseteruan antara KPK dan Polri merupakan buah dari konflik internal Polri.
"Sederhananya, persaiangan antar angkatan sajalah. Kalau Pak BG yang angkatan 83 terpilih, maka angkatan 84 dan 85 akan hilang (peluangnya). Belum lagi, kubu-kubuan di Polri, sangatlah kuat," papar Boyamin.
Selain itu, Boyamin menyebut dua peristiwa yang membuat friksi di tubuh Polri semakin meletup, yakni pencopotan Kapolri Jenderal Sutarman yang seharusnya pensiun pada Oktober 2015. Serta, pencopotan Kabareskrim Komjen Suhardi Alius yang juga diajukan Kompolnas sebagai kandidat Kapolri.
"Saya kira, dua peristiwa tersebut mempercepat terjadinya masalah antara KPK dan Polri," tuturnya.
Bisa jadi Boyamin benar. Pasalnya, hasil temuan PPATK tentang transaksi mencurigakan di rekening sejumlah jenderal Mabes Polri, menyeret Komjen BG pada 2010. Selanjutnya, Sutarman yang menjabat Kabareskrim melakukan pemeriksaan terhadap Komjen BG.
Sayangnya, BAP (Berita Acara Pemeriksaan) Komjen BG yang menjadi calon kuat Kapolri diduga kuat bocor sampai ke Kuningan, tempat KPK berkantor.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.