Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Empat Serangan untuk Abraham: Politik, Perempuan, Pemalsuan Dokumen dan Uang

Serangan terhadap Ketua KPK Abraham Samad makin bertubi-tubi.

Penulis: Yulis Sulistyawan
Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Empat Serangan untuk Abraham:  Politik, Perempuan, Pemalsuan Dokumen dan Uang
Tribunnews/Herudin
Foto Ketua KPK Abraham Samad saat bertemu dengan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Serangan terhadap Ketua KPK Abraham Samad makin bertubi-tubi. Empat serangan sekaligus sudah diarahkan ke pria yang menjadi pucuk pimpinan KPK tersebut, pasca rekannya, Bambang Wijojanto ditetapkan tersangka oleh Polri. Namun Abraham tetap ngotot bahwa semua serangan ini adalah rekayasa.

Serangan terhadap Samad, kian hari kian keras. Kemarin, Plt Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang pertamakali menyerang Samad dengan membongkar pertemuan Samad dengan elit PDIP terkait dengan rencana pencalonan Samad menjadi cawapres pendamping Megawati, kembali mendapat panggung.

Hasto diundang hadir ke Komisi III DPR RI untuk membeberkan enam pertemuan politik yang dilakoni Samad jelang Pilpres 2014 lalu. Hasto mengaku memiliki bukti-bukti adanya enam kali pertemuan Samad dengan elit PDIP.

"Kenapa sampai 6 kali? Karena ada inisiatif dari Pak AS (Abraham Samad) sendiri. Beliau ingin jadi cawapres Pak Jokowi," tegas Hasto di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (4/2).

Hasto tak tahu apa yang mendorong Abraham Samad begitu ingin menjadi cawapres Jokowi. Menurutnya, mungkin karena pria asal Makassar tersebut ingin berbuat lebih banyak untuk bangsa ini. Prediksi Hasto, Samad merasa bahwa di KPK kurang efektif memberantas korupsi. "Sehingga ada niatan beliau jadi cawapres," tegas Hasto.

Hasto lantas membuka foto-foto yang dijadikan sebagai bukti pertemuan tersebut. Foto pertama adalah pertemuan di rumah Hendropriyono. Foto tersebut menunjukkan Samad berdiri merangkul seorang pria. Foto itu diambil di rumah Hendropriyono.

Bukti berikutnya adalah HP milik Hasto yang menurutnya disadap oleh Abraham Samad. HP itu juga sudah difoto dan ada dalam lampiran paparan Hasto. Dari hasil sadapan itu menurut Hasto, Samad menyebut kegagalan dirinya menjadi cawapres Jokowi karena Budi Gunawan.

Berita Rekomendasi

Foto berikutnya yakni foto pertemuan Andi Widjojanto dengan isteri Abraham Samad yang duduk di sebuah sofa.? "Pertemuan ini di rumah Abraham Samad," lanjut Hasto.

Foto lainnya yang dibawa Hasto adalah foto di di salah satu media online yang berisi bantahan Samad. Menurut Hasto, bantahan itulah yang memicu dirinya untuk membuktikan tudingannya ke Samad.

Serangan Sahabat Abraham
Tak hanya serangan dari Hasto, kemarin Samad juga diserang oleh seseorang yang mengaku sahabat dekatnya Abraham Samad. Pria itu bernama Zainal Taher. Sebelum hadir ke Komisi III DPR bersama dengan Hasto, Zainal terlebih dulu menggelar jumpa pers untuk menyerang Samad di sebuah restoran yang tak jauh dari Senayan.

Zainal mengaku bahwa dirinya yang mengambil foto saat Abraham Samad memeluk perempuan di atas ranjang, yang diduga bernama Feriyani Lim (28). "Foto itu asli dan bukan rekayasa. Saya adalah orang yang mengambil dua gambar dan sudah dibantah oleh AS," kata Zainalm ,mantan caleg Partai Nasdem ini.

Menurutnya, foto tersebut diambilnya bulan Februari 2007 di sebuah Hotel Clarion, Makassar. "Saya tegaskan, foto tersebut bukanlah rekayasa, karena saya yang mengambil dengan kamera Nokia Comunicator E90. Hanya saya yang memiliki foto itu," ujar Zainal. Namun HP untuk memotret tersebut telah hilang tahun 2012.

Sekjen Nasdem Patrice Rio Capella meminta kejujuran Samad. Menurutnya, tidak pantas Samad terus berbohong. Apalagi, orang yang memotret dirinya sedang bersama perempuan lain sudah mengungkapnya di DPR. Oleh karena itu, Patrice meminta Samad Mundur. "Seharusnya mundur, kalau saya jadi dia malu dong. Sudah bilang bantah tapi ada buktinya," ucap Patrice.

Namun sejumlah anggota Komisi III meragukan kebenaran kesaksian Zainal. "Saya tidak percaya, mana mungkin," ungkap Wakil Ketua Komisi III Benny K Harman.

Anggota KPK Gadungan
Samad kemarin juga mendapat serangan dari anggota KPK Gadungan yang kemarin (4/2) sedang diadili di PN Jakarta Selatan. Penyerangnya bernama Madun Hariadi. Ia mengaku tahu kebobrokan KPK. Bahkan dengan sesumbar, Madun menyebut Abraham Samad dan Bambang Widjojanto telah bermain kasus.

Madun mengaku sudah melaporkan ratusan kasus korupsi ke KPK, namun tidak satu pun laporan yang ditindak lanjuti. Ia langsung menyimpulkan lembaga tersabut menerapkan sistem tebang pilih, dan menerima uang dari pihak-pihak terkait.

Abraham dan Bambang menurutnya mempunyai kewenangan untuk memilih-milih laporan yang bisa ditindaklanjuti. Ia menuding keduanya memeras orang-orang yang terindikasi korupsi, dan melepaskan kasusnya bila orang yang dilaporkan itu membayar sejumlah uang.

"Indikasinya ada, saya sudah melakukan investigasi lho, kuat itu. Setiap kasus korupsi yang kita laporkan, kalau ekspose (gelar perkara), harus nunggu kebijakan pimpinan," terangnya.

Saat dicecar soal dari mana ia tahu, Madun mengaku berani menuding Abraham Samad dan Bambang Widjojanto setelah diberitahu seorang pengusaha yang mengaku tahu kebobrokan pimpinan KPK itu.

Terkait data yang ia miliki sehingga berani menuding pimpinan KPK, Madun berkilah hal itu akan dibeberkan saat diperiksa Komisi III DPR. Di depan anggota parlemen ia berencana menyebut siapa saja yang terlibat.

Madun adalah Ketua Umum LSM Gerakan Penyelamat Harta Negara Republik Indonesia (GPHN-RI). Ia ditangkap Polisi setelah memeras salah satu saksi kasus suap di Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) yang ditangani KP, yakni Deputi I Suprayoga Hadi.

Feriyani Lim
Serangan tak kalah berat justru diadukan oleh Feriyani Lim, perempuan yang diduga memiliki kedekatan dengan Abraham. Feriyani melaporkan Samad dengan dugaan pemalsuan dokumen yang digunakan untuk pembuatan paspor.

Laporan pada Minggu (1/2) malam di Bareskrim Polri. Menurut kuasa hukum Feriyani,Haris Septiansyah, pemalsuan dokumen itu terjadi tahun 2007. Feriyani yang bukan kerabat, dibantu Abraham untuk membuat KTP dan dimasukkan dalam Kartu Keluarga Abraham di Makassar.

Feriyani telah ditetapkan tersangka dalam kasus pemalsuan dokumen tersebut. Kini, Bareskrim Polri tengah menyidik kasus itu dengan mengenakan pasal 263-264 KUH Pidana tentang pemalsuan dokumen untuk Abraham.

Untuk mengusut kasus pertemuan Abraham dengan elit PDIP, Bareskrim Polri telah memeriksa beberapa saksi termasuk Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo. Mantan Ketua MK Akil Mochtar juga dijadwalkan diperiksa untuk kasus Abraham. Abraham sendiri dalam keterangannya beberapa waktu lalu tak membantah adanya pertemuan tersebut.

Menurut Abraham,ia memang ditawari menjadi cawapres. Namun inisiatif berasal bukan dari dirinya. Ia juga siap diperiksa pengawas Internal KPK untuk membuktikan tuduhan-tuduhan tersebut. (tribunnews/zul/why/pat/rek/fer)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas