Pulau Terluar Kini Terjangkau Sinyal Seluler
Di era pemerintahan baru, kini kedaulatan dianggap mulai dirasakan di pulau-pulau terluar yang berbatasan dengan negara jiran.
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di era pemerintahan baru, kini kedaulatan dianggap mulai dirasakan di pulau-pulau terluar yang berbatasan dengan negara jiran. Jika dulu jamak ditemukan sinyal operator asing menjajah pulau- pulau terluar, kini para prajurit TNI yang bertugas menjaga kedaulatan NKRI serta warga yang berdiam di pulau terluar, kini sudah tidak sunyi lagi.
Baik mereka yang tinggal di Pulau Berhala di Sumatera Utara dan Pulau Rondo di Aceh yang berbatasan dengan Thailand, India, Myanmar dan Malaysia Pulau Nipah yang berbatasan dengan Singapura, Pulau Sekatung di Kepulauan Natuna yang berbatasan dengan Malaysia, Vietnam dan Brunai Darusalam.
Kemudian, Pulau Miangas dan Pulau Marore di Sulawesi Utara yang berbatasan dengan Filipina, Pulau Bras, Pulau Fani dan Pulau Fanildo di Papua yang berseberangan dengan Papua Nugini, serta Pulau Dana dan Pulau Batek di NTT yang bersinggungan dengan Australia.
Tidak hanya layanan telepon selular (femtocel), Telkom Indonesia melalui anak perusahaannya Patrakom juga menyediakan VSAT IP dengan Internet Akses (wifi), telepon PSTN, video conference, TVRO termasuk TV dan Solar Cell sebagai power supply.
"Patrakom memiliki kemampuan penuh dalam penyediaan fasilitas telekomunikasi berbasis satelit ke seluruh pelosok negeri. Patrakom dipercaya Telkom untuk melaksanakan projek penyediaan fasilitas telekomunikasi di sebelas pulau terluar Indonesia sebagai tindak lanjut kerjasama antara PT. Telkom dan TNI-AL”, ujar Director of Business Patrakom Endi Fitri Herlianto," Kamis (5/2/2015).
Dalam keterangannya kepada Tribunnews.com, diungkapkan TNI-AL dengan segenap kekuatannya harus mampu terus mengawasi seluruh perbatasan wilayah NKRI termasuk pulau-pulau terluar.
Mengingat batas wilayah laut tanah air bersinggungan dengan sepuluh negara tetangga. Sedangkan perbatasan wilayah daratnya berhubungan dengan tiga negara asing namun kurangnnya fasilitas telekomunikasi di wilayah-wilayah tersebut menjadi salah satu penghambat performa TNI-AL dalam menjaga kedaulatan NKRI.
Ditegaskan, butuh dukungan dari pemerintah dalam membangun fasilitas telekomunikasi di wilayah tersebut.Tidak hanya aparat TNI AL saja yang berjibaku di daerah perbatasan, tetapi kendala terberat juga dilakoni personil Patrakom dalam menyiapkan segala perangkat pendukung telekomunikasi di pulau-pulau terluar.
Menurut Director of Network Patrakom Djoko Wartopo, kondisi yang sangat ekstrim dalam melakukan perjalanan ke pulau-pulau terluar menjadi tantangan tersendiri bagi Patrakom terutama para teknisi.-teknisinya. "Hal ini dikarenakan tidak ada transport regular menuju ke lokasi pulau-pulau terluar melainkan harus menggunakan kapal milik nelayan atau kapal milik TNI AL," katanya.
"Dengan kondisi cuaca yang sangat tidak bersahabat, lama perjalanan menuju ke Pulau Miangas adalah empat hari dan empat malam mengarungi lautan. Dengan semangat membara demi terselenggaranya layanan fasilitas telekomunikasi di pulau– pulau terluar masalah tersebut tidak menyurutkan Patrakom untuk melakukan Instalasi dan perawatan di pulau-pulau terluar tersebut," ujarnya lagi.
Dan hasilnya kini, sinyal telepon tidak lagi menjadi barang langka di pulau-pulau terluar dan fasilitas internet nirkabel pun menjadi sarana yang bisa dimanfaatkan oleh prajurit TNI dan warga.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.