Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anggota DPR Ngamuk, Gebrak Meja dan Banting Gelas

Wiliam Wandik, anggota DPR dari Fraksi Demokrat ini secara tiba-tiba mengamuk dan protes keras kepada pimpinan DPR.

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Anggota DPR Ngamuk, Gebrak Meja dan Banting Gelas
net
Anggota DPR dari Demokrat, Wiliam Wandik. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sebanyak 159 Rancangan Undang-undang (RUU) yang masuk Program Legislasi Nasional (Prolegnas) tahun 2015-2019. Namun hanya 37 RUU yang jadi prioritas pembahasan tahun ini.

Dalam sidang paripurna pembahasan Prolegnas, Wiliam Wandik, anggota DPR dari Fraksi Demokrat ini secara tiba-tiba mengamuk dan protes keras kepada pimpinan DPR.

"Papua harus Otsus, waktu Jokowi datang ke Papua dia janjikan itu. Tolong lihat lihat persoalan ini dengan serius, kita bicaa soal keutuhan negara, eksistensi negara," kata Wiliam, anggota DPR dari Papua ini, dalam sidang paripurna di gedung DPR RI Jakarta, Senin (9/2/2015).

Setelah itu dia tiba-tiba berdiri sambil mengangkat gelas lalu dibanting ke meja. Beberapa anggota Dewan yang ada di sekitarnya berusaha menenangkan Wiliam.

Menurutnya, mayoritas fraksi pada saat pembahasan di Badan Legislasi (Baleg) bersama pemerintah, sepakat untuk menjadikan RUU Otsus Plus sebagai RUU prioritas yang dibahas pada tahun ini. Belakangan, usulan agar menjadikan RUU itu justru batal masuk ke dalam prioritas.

"Kenapa ini hanya masuk ke dalam long list? Ini artinya penyelenggara negara tidak dapat menyelesaikan persoalan bangsa," kata Wiliam.

Usai sidang Wiliam bercerita, dari 10 fraksi yang membahas RUU di Baleg, enam diantaranya setuju agar RUU Otsus Plus masuk ke dalam prioritas.

BERITA REKOMENDASI

Namun, pemerintah kemudian menawarkan opsi lain yakni dengan memberikan alokasi dana sebesar Rp 720 miliar bagi pembangunan Papua. Alokasi tersebut saat ini sedang diajukan di dalam pembahasan APBN Perubaha.

"Pemerintah bilang sudah menyiapkan dana besar untuk pembangunan, tapi pembangunan itu akan dilakukan oleh militer. Itu kan tidak masuk akal. Butuh waktu yang lama dan dana yang besar untuk membangun Papua," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas