JK Maklumi Angkasa Pura Memberikan Talangan untuk Lion Air
Wajar saja bila PT Angkasa Pura menalangi penggantian tiket penumpang Lion Air yang gagal terbang
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wajar saja bila PT Angkasa Pura menalangi penggantian tiket penumpang Lion Air yang gagal terbang kata Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla atau yang akrab dipanggil JK. Pekan lalu saat ratusan penumpang yang terlunta-lunta di Badara Soekarno - Hatta, hanya Angkasa Pura yang memegang uang tunai.
Kepada wartawan di kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (22/2/2015), JK mengatakan kejadian itu terjadi pada saat hari libur, yakni hari raya Imlek, dan menjelang akhir pekan. Wajar saja bila pihak Lion Air tidak memegang uang tunai, sehingga ditolong oleh Angkasa Pura.
Ratusan penumpang Lion Air yang batal berangkat itu pun terlunta-lunta di bandara, hingga menggelar aksi pemblokiran terminal. JK memaklumi bila para penumpang butuh uang cepat, salah satunya untuk membayar ongkos taksi.
"Untuk hanya kembalikan (tiket seharga) Rp 500 ribu dia harus naik taksi pulang ke Jakarta, terus kembali lagi (ke Bandara). (Ongkos taksinya bisa mencapai) Rp 300 ribu, orang butuh buat (ongkos) taksi dan hotel, apa salahnya," kata JK.
Angkasa Pura bisa melakukan hal itu, karena menurut JK selama ini perusahaan tersebut juga mengambil keuntungan dari penumpang yang datang ke bandara.
Kebijakan tersebut kata dia bukan berarti pemerintah menalangi pengembalian tiket cuma gara-gara kelalaian Lion Air, ia menegaskan kerjasama antara Angkasa Pura dan Lion Air adalah business to business, dan uang talangan itu pun akan dikembalikan ke Angkasa Pura.
Soal kelalaian Lion Air yang merugikan ratusan penumpangnya pekan lalu itu, kata JK hingga kini masalahnya masih ditangani oleh Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan.
Ia mengakui mengelola perusahaan penerbangan penerbangan bukan lah suatu hal yang mudah, khususnya untuk penerbangan murah seperti yang dikelola Lion Air. Terbukti sejumlah pesawat penerbangan murah justru mengalami kecelakaan, mulai dari Adam Air hingga terakhir dialami oleh Air Asia.
"Itu tidak mudah, jadi harus hati-hati. Walaupun itu membantu masyarakat (karena murah), tapi jatuh, juga tidak membantu akhirnya," katanya.