Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

ISIS Lebih Jago Gunakan Media Sosial Dibanding Pemerintah

Komunikasi dan propaganda yang dilakukan oleh gerakan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sudah lama menggunakan media sosial.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Sanusi
zoom-in ISIS Lebih Jago Gunakan Media Sosial Dibanding Pemerintah
Al Arabiya
Sebuah agen perjalanan di Jepang mengaku website mereka diretas. Isi pesannya mendukung Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komunikasi dan propaganda yang dilakukan oleh gerakan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sudah lama menggunakan media sosial.

Yang terbaru, mereka meluncurkan 5elafabook.com yang dibuat menyerupai jejaring facebook. Peneliti terorisme UI Ridlwan Habib menuturkan jaringan sosial media itu terbatas untuk anggota-anggota ISIS di seluruh dunia.

“Kemampuan ISIS di bidang IT dan media sosial sudah sangat maju, mereka menggunakan berbagai cara untuk menyebarkan ideologinya,” kata Ridlwan, Minggu (15/3/2015).

Domain 5elafabook.com didaftarkan oleh seseorang bernama Abu Musab yang mengaku berdomisili di Mosul, yang sekarang menjadi semacam “ibukota” bagi gerakan ISIS.

Menurut Ridlwan, komunikasi dengan media sosial sudah dilakukan oleh gerakan-gerakan jihad jauh sebelum ISIS dideklarasikan. “Dulu Al Qaeda juga membuat milis milis terbatas untuk anggotanya, dengan sistem password berlapis, yang cukup susah dibobol,” katanya.

Al Qaeda juga menyebarkan manual pembuatan bom dari bahan-bahan dapur melalui internet yang bisa diunduh dimana saja karena formatnya file yang ringkas.

Alumni S2 Kajian Stratejik Intelijen UI itu menjelaskan, selain 5elafabook.com, ISIS juga aktif menggunakan twitter dan facebook.

Berita Rekomendasi

“Mereka juga menggunakan youtube untuk menyebarluaskan propaganda. Misalnya youtube tentang pemuda dari Kanada yang bergabung dengan ISIS dan menggunakan nama Abu Tuurab. Propaganda itu dengan bahasa Inggris, dan dikemas dengan sangat profesional,” katanya.

Untuk berkomunikasi antar satu anggota ISIS dengan anggota yang lain mereka juga menggunakan berbagai aplikasi media sosial. Misalnya, mereka menggunakan aplikasi “Telegram” di smartphone karena mempunyai fitur enskripsi atau penyandian agar tak gampang disadap.

“Kesadaran IT mereka jauh di atas rata-rata yang diduga,” kata Ridlwan.

Di Indonesia, ujar Ridlwan, akun akun twitter yang pro ISIS ratusan jumlahnya. Mereka saling berkomunikasi secara bebas di dunia maya. “Kemampuan ISIS menggunakan media sosial untuk penggalangan opini, jauh lebih maju dibanding kemampuan aparat penegak hukum,” katanya.

Dia mencontohkan, BNPT hingga kini tidak punya akun twitter resmi di dunia maya. Sementara akun resmi @DivhumasPolri lebih banyak memberikan sosialisasi untuk patuh berlalu lintas dan himbauan mengenakan helm di jalan raya. “Praktis, di dunia media sosial, opini pro ISIS tidak ditangkal oleh pemerintah dan gampang menyebar,” katanya.

Ridlwan menjelaskan sebenarnya Indonesia memiliki aparat aparat ahli sinyal intelijen yang hebat dan ahli membongkar komunikasi di media sosial. Namun, mereka hanya bergerak secara rahasia dan anonim. “Sedangkan, ISIS bergerak secara nyata dan bangga dengan ideologi yang diperjuangkannya,” imbuhnya.‎

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas