Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pelayanan Dokter di Indonesia Lebih Buruk Dibandingkan di Malaysia

Menurut Irma, pelayanan dokter di Indonesia berbeda jauh dibandingkan pelayanan dokter di Malaysia.

Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Pelayanan Dokter di Indonesia Lebih Buruk Dibandingkan di Malaysia
kompas.com
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meninggalnya dua pasien karena tertukar obat saat dioperasi di RS Siloam Karawaci, Tangerang, menyisakan sejumlah permasalahan dalam dunia kedokteran rumah sakit di Indonesia.

Anggota Komisi IX DPR RI, Irma Suryani, mengatakan dokter di Indonesia memiliki jam praktik yang sangat banyak di berbagai rumah sakit sehingga menyebabkan pelayanan kepada pasien tidak maksimal.

Menurut Irma, pelayanan dokter di Indonesia berbeda jauh dibandingkan pelayanan dokter di Malaysia.

Di Malaysia, kata Suryani yang pernah berobat di sana, dokter melakukan pekerjaan mulai dari menimbang pasien, memeriksa suhu, menyuntik dan segala macamnya. Di Indonesia, lanjut dia, itu dilakukan oleh para perawat atau suster.

"Kalau kita kebanyakan kan biasanya dokter datang lihat-lihat, pencet-pencet kemudian diserahkan kepada perawat untuk dilakukan tindakan medisnya. Ini yang jadi masalah di kita. Dokter itu jangan terlaku banyak pelayanan di rumah sakit mana praktik sana praktik sini sehingga datang cuman pencet sana sini kemudian pergi," ujar Irma di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (21/32015).

Untuk itu, Irma menyarankan agar pasien harus pintar dan berani ketika berhadapan dengan rumah sakit dimana dokternya berperilaku seperti ini.

Irma menyarankan agar pasien menuntut agar dilayani dokter karena pasien datang berobat tidak datang cuma-cuma alias gratis.

Berita Rekomendasi

"Pelayanannya nggak maksimal. Ini mental dokter-dokter kita. Jadi saya ingin katakan dokter harus bijak dan pasien harus pintar. Pasien bilang 'saya bayar datang ker umah sakit. Dokternya mana?' Dokter juga harus bijak dia dibayar untuk melayani pasien-pasiennya," ujar Irma.

Sebelumnya, dua pasien di RS Siloam Karawaci Tangerang meninggal dunia setelah diberi obat anestesi buvanest spinal yang isinya tertukar dengan asam traneksamat atau golongan antifibrinolitik yang bekerja mengurangi pendarahan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas