IPW: Badrodin Haiti Kapolri, Sutarman Cs Tersingkir
“Kompromi ini tidak bermanfaat bagi Sutarman, karena dia tersingkir. Dan selama lima tahun akan habis kelompok dia,” kata Neta.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Hasanudin Aco
![IPW: Badrodin Haiti Kapolri, Sutarman Cs Tersingkir](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/jenderal-pol-sutarman-didampingi-komjen-pol-badrodin-haiti_20150118_170419.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, memprediksi Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi Badrodin Haiti akan melenggang mulus menjadi Kepala Polri.
Dia akan didampingi Komjen Budi Gunawan, sebagai Wakil Kepala Polri. Sementara, Inspektur Jenderal (Irjen) Polisi Syafruddin kemungkinan bakal mengisi posisi sebagai Kepala Badan Intelijen Keamanan Polri.
“Bisa diyakini 90 persen Badrodin Haiti jadi Kapolri, 99 persen Budi Gunawan Wakapolri dan Syafruddin menempati posisi Kabaintelkam,” ujar Neta S Pane dalam diskusi bertema Polemik Calon Kapolri dan Penataan Kembali Kelembagaan dan Fungsi Kepolisian di Jalan Cikini Raya, Jakarta, Selasa (7/4/2015).
Menurut Neta S Pane, susunan ini merupakan hasil kompromi yang dilakukan oleh jajaran elit di instansi kepolisian yang berafiliasi dengan partai politik. Namun, kompromi ini menimbulkan kerugian di salah satu pihak.
Dalam hal ini, kata Neta, mantan Kapolri Jenderal Sutarman dan kelompoknya merupakan pihak yang dirugikan. Terbukti dari terdepaknya Suhardi Alius, yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Utama Lemhannas.
“Kompromi ini tidak bermanfaat bagi Sutarman, karena dia tersingkir. Dan selama lima tahun akan habis kelompok dia,” kata dia.
Ini semua terjadi karena adanya kelompok-kelompok di internal instansi kepolisian. Adanya kelompok tersebut menimbulkan masalah berupa sulitnya konsolidasi di instansi penegak hukum tersebut. Permasalahan yang dihadapi oleh pimpinan Polri yang baru tidak hanya itu.
Permasalahan lainnya seperti mafia pendidikan, mafia proyek dan mafia jabatan. Lalu masalah infrastruktur, sikap-perilaku dan kinerja aparat kepolisian yang sangat buruk di mata masyarakat. Serta memburuknya hubungan antara Polri dengan TNI dan juga KPK.
Neta S Pane menilai siapa pun yang nanti akan menjabat sebagai orang nomor satu di kepolisian akan kesulitan mengatasi hal-hal tersebut.
“Akan sulit membuat Polri bergerak. Siapapun Kapolri-Wakapolri harus pandai meniti di air bui. Yang harus dibahas apakah Kapolri mampu menghadapi semua masalah itu,” tambahnya.