Kejadian Ketiga Kalinya di Indonesia Penumpang Gelap di Roda Pesawat
Aksi nekat Mario Steven Ambarita. Pria berusia 21 bukan kejadian yang untuk pertama kalinya
Penulis: Budi Prasetyo
- Ini Alasan Mereka Nekat Naik di Roda Pesawat
TRIBUNNEWS.COM.JAKARTA - Aksi nekat Mario Steven Ambarita. Pria berusia 21 tahun itu menyelinap di roda pesawat Garuda Indonesia GA 177 rute Pekanbaru menuju Jakarta, Selasa (7/4/2015) bukan kejadian yang untuk pertama kalinya terjadi di Indonesia.
Sementara penumpang gelap di roda pesawat bagi maskapai penerbangan Garuda Indonesia yang terjadi Selasa kemarin (7/4/2015) merupakan kejadian yang kedua kalinya.
Tanggal 23 September 1997 peristiwa serupa juga terjadi dalam penerbangan pesawat Garuda Indonesia Medan - Jakarta , dua remaja Manurung dan Siswandi Nurdin Simatupang asal Medan menjadi penumpang gelap di roda pesawat Airbus A300-B4.
Menurut Pujobroto yang saat itu menjabat Pelaksana Harian Dinas Hubungan Bisnis Garuda Indonesia Airlines keduanya bertahan di “tempat persembunyian” selama kurang lebih 4,5 jam. Pukul 4 lebih 30 menit, teknisi memeriksa pesawat dan menyatakannya dalam kondisi baik. Tiga jam kemudian pesawat lepas landas.
Siswandi berkisah bahwa dia sempat sesak napas saat pesawat melayang di langit. Mungkin karena kekurangan oksigen. Lalu dia tertidur. “Tidurnya ya jongkok,” katanya, sebagaimana ditulis media massa saat itu. Sementara Manto, masih terus membuka mata.
Apa alasan Siswandi nekat jadi penumpang gelap di roda pesawat ?Siswandi mengaku, nekat terbang dengan cara berbahaya ini karena sering bolos sekolah dan takut dikeluarkan.
Sementara kejadian untuk pertama kalinya penumpang gelap berada di roda pesawat terjadi pada maskapai penerbangan Mandala Airlines peristiwa terjadi tanggal 18 Febuari 1981 dimana Tarsono seorang gelandangan dari Pasar Bulu di Semarang., nekat jafi penumpang gelap di roda pesawat.
Rabu 18 Februari 1981 itu,di Bandara Kemayoran masih pag saat itu i. Pukul delapan lebih 30 menit. Empat puluh penumpang bersiap keluar dari tubuh pesawat Mandala itu. Lalu tiba-tiba heboh. Buang Budiyono, seorang petugas Apron Movement Control, menemukan kaki menjulur. Dari bagian belakang ruang roda pesawat.
Astaga! Semua terkejut. Para penumpung bergegas. Berkerumun di bagian belakang pesawat. Sang pilot, Kapten Guritno, juga ke situ. Sejumlah petugas mengeluarkan seorang pria dari ruang roda itu. Dia berpakaian lusuh. Tubuh lemas. Tapi dia masih bernafas. Lelaki ini selamat, dengan daftar penderitaan yang membuat kita meriang.
Ingin menumpang pesawat ke Jakarta itu belum tentu menjadi alasan Tarsono nekat dengan nyali “gila” itu. Soalnya, kepada petugas medis yang memeriksa dia mengaku, bersembunyi di ruang roda pesawat karena dikejar anjing. Luka bekas gigitan di pangkal paha tadi, adalah bukti yang disodorkan Tarsono. “Rasanya seperti ada yang mengejar, mungkin anjing. Saya takut sekali,” begitu katanya.
Namun hasil pemeriksaan dokter akhirnya menyebutkan Tarsono ternyata mengalami gangguan jiwa fungsional.
"Menurut pengakuan sementara pelaku penumpang gelap yang berada di roda pesawat Mario, nekat melakukan aksinya karena ingi nbertemu Presiden Jokowi," ungkap AKP Sutrisna, Humas Polres Metro Bandara Soekarno-Hatta.
Namun, pihaknya mengaku akan terus menggali keterangan pelaku jika kondisi pelaku sudah dalam keadaan tidak sakit. "Akan terus kita gali keterangnnya," tuturnya.