Pengamat: PDI-Perjuangan Masih Memerlukan Sosok Megawati
Survei yang digelar CSIS masih menempatkan figur putri mendiang Bung Karno sebagai tokoh sentral yang masih diperlukan PDI Perjuangan
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Gusti Sawabi
Tribunnews.com, JAKARTA-- Hajatan Kongres IV PDI-Perjuangan segera dimulai di Bali. Namun aroma pengukuhan kembali Megawati Soekarnoputeri sebagai ketua umum PDIP seperti tidak tertahankan lagi.
Walau hasil jajak pendapat para pakar yang disigi Pooltracking "malah" menempatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon ketua umum PDIP namun survei yang digelar CSIS justru masih menempatkan figur putri mendiang Bung Karno sebagai tokoh sentral yang masih diperlukan partai berlambang banteng moncong putih itu.
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi menilai ada keunikan tersendiri di PDI-P mengenai sosok Megawati. Harus diakui, sejak masa Orde Baru, Orde Reformasi hingga sekarang telah membuktikan bahwa Megawati bukan lagi sebagai political maker belaka tetapi sudah menjelma menjadi solidarity maker yang sebenarnya.
Paling tidak menurut dia bisa dilihat bagaimana Megawati mendorong tumbuhnya kepemimpinan baru di tanah air. Jokowi-Ahok di Jakarta, Tri Rismaharini di Surabaya, Ganjar Pranowo di Jateng, Teras Narang di Kalteng, Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi - untuk sedikit menyebut contoh kiprah orang berpotensi yang didorong maju di pentas Pilkada melalui PDIP.
"Kelegowoan Mega yang malah mendorong Jokowi sebagai capres di Pilpres kemarin tentu juga tidak boleh dilupakan. Apakah SBY di Demokrat mau melakukan seperti Mega dengan mendorong orang lain menjadi capres ? Mega masih sulit dicari padanannya,"urai pengajar mata kuliah Humas Politik di Program Sarjana UI ini, Rabu (8/4/2015).
Menurut pengajar Program Pascasarjana UI ini, akan tidak elok jika di forum kongres mendatang Jokowi disorong menjadi ketua umum mengingat komitmen Jokowi yang tidak akan mau merangkap jabatan di partai.
"Ngurus negara saja Jokowi masih tertatih-tatih masak harus direpotkan lagi dengan mengurus partai. Biarkan peserta kongres menentukan sosok yang tepat untuk menakhodai PDIP," terang dia.
Hanya saja, imbuhnya, di struktur dewan pimpinan pusat hendaknya Megawati tetap harus terus mengakomodir anak-anak muda yang mempunyai prestasi, dedikasi, loyalitas dan tidak tercela untuk duduk di kepengurusan.
"Posisi wakil ketua umum yang akan menjadi kepanjangan tangan Megawati layak dipikirkan ulang di Kongres Bali nanti,"ujar Ari Junaedi yang juga dosen di S2 Universitas Diponegoro (Undip) Semarang ini.