SMAN 70 Khawatir Listrik Padam Saat Ujian Berlangsung
Sahroni, Ketua Panitia UN SMAN 70, mengkhawatirkan apabila saat siswa mengerjakan soal ujian kemudian listrik padam.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Gusti Sawabi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam pelaksanaan ujian nasional (UN) 2015, SMAN 70 menggelar ujian berbasis computer base test (CBT). Pelaksanaan ujian berbasis CBT dinilai akan memudahkan siswa dalam mengerjakan soal-soal, namun ujian menggunakan CBT bukan tanpa kendala.
Sahroni, Ketua Panitia UN SMAN 70, mengkhawatirkan apabila saat siswa mengerjakan soal ujian kemudian listrik padam. Pasalnya, sekolah yang terletak di kawasan Kebayoran Baru itu tidak memiliki generator set (genset) untuk antisipasi padamnya listrik.
"Di sekolah (SMAN 70) tidak ada genset. Memang idealnya sekolah harus ada genset untuk mendukung CBT, kalau misalnya sewaktu-waktu listrik padam," kata Sahroni saat ditemui di SMAN 70, Jakarta, Senin (13/4/2015).
Sahroni menuturkan, meski tidak memiliki genset, pihaknya telah menyiapkan cara agar listrik selama pelaksanaan UN di SMAN 70 tidak terganggu. Pihaknya sudah meminta kepada perusahaan listrik negara (PLN) terus menjaga dan memantau pasokan listrik ke SMAN 70 agar tidak terjadi gangguan.
"Kita minta ke PLN agar jangan ada pemadaman selama enam hari pelaksanaan UN," tuturnya.
Masih kata Sahroni, dalam UN tahun ini sebanyak 350 siswa kelas XII mengikuti ujian terakhir tersebut. Dari 350 siswa yang akan mengikuti UN di SMAN 70, siswa harus menjalani ujian dengan jam terpisah dan dibagi dalam tiga sesi, karena perangkat komputer yang tersedia tidak mencukupi untuk menggelar UN online secara bersamaan.
"Kita membagi siswa menjadi tiga sesi dalam UN ini. Satu sesi diisi 120 orang siswa yang dibagi ke dalam tiga kelas. Satu kelas isinya 40 orang," tandasnya.
Untuk hari pertama, siswa harus mengerjakan soal ujian Bahasa Indonesia. Siswa diberikan waktu selama dua jam untuk mengerjakan soal tersebut menggunakan perangkat komputer.