Pengamat: Jokowi-JK Tidak Saling Mengisi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) telah enam bulan memimpin Indonesia.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) telah enam bulan memimpin Indonesia.
Terkait itu, Peneliti LIPI Siti Zuhro melihat keduanya tak kompak dalam mengatasi persoalan bangsa.
"Dwi tunggal Jokowi-JK yang digadang-gadang akan mampu membuat perubahan-perubahan signifikan malah terkesan tak saling mengisi dan tak saling melengkapi," kata Siti Zuhro dalam diskusi 'Evalusi 6 bulan Pemerintahan Jokowi' di Jakarta, Minggu (19/4/2015)
Menurut Siti, hal itu menyebabkan kinerja pemerintah baru kurang terukur dan meresahkan publik.
Kebijakan-kebijakan pemerintah seperti naik turunnya harga BBM, kenaikan harga gas dan listrik, keputusan Menkumham yang dinilai sarat intervensi parpol serta para pembantu yang ta menjalankan visi-misi presiden dinilai Siti kontroversial.
Akibatnya rakyat malah makin susah.
Siti mengatakan selama enam bulan Jokowi-JK memerintah, rakyat kecewa dengan pemerintah. Arah dan halauan yang dicanangkan Jokowi-JK tak menunjukkan harapan rakyat.
"Kekecewaan, ketidakpuasan muncul dimana-mana, mulai kampus, intelektual, aktivis, media sampai civil society," imbuhnya.
Kekecewaan masyarakat, ujar Siti, disebabkan setiap pemilu memberikan harapan baru. Setiap pergantian pemimpin menimbulkan ekspektasi yang melambung akan datangnya perubahan.
"Karena itu tak mengherankan kalau rakyat sangat mengharapkan pemerintahan baru dibawah kemepimpinan Jokowi-JK mampu melakukan terobosan positif, inovatif dan bermanfaat bagi rakyat," kata Siti.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.