Imam Besar New York Asal Indonesia dan Seorang Rabi Biikin Buku Sons of Abraham
Pertama kali Shamsi Ali bertemu dengan Rabi Marc Schneier, mereka hanya membicarakan tentang Paus dan tidak ada pembicaraan lebih lanjut.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWSCOM, JAKARTA - Di tengah-tengah konflik Israel-Palestina, sebuah buku yang dibuat oleh seorang imam dan seorang rabi (pendeta agama Yahudi), 'Sons of Abraham' menjadi sebuah simbol perdamaian Islam dan Yahudi.
Imam besar New York, Shamsi Ali menceritakan tentang bagaimana ia dan seorang rabi bernama Marc Schneier bisa duduk berdiskusi bersama, hingga akhirnya membuat buku berjudul 'Sons of Abraham'.
Pertama kali Shamsi Ali bertemu dengan Rabi Marc Schneier, mereka hanya membicarakan tentang Paus dan tidak ada pembicaraan lebih lanjut, bahkan mereka tidak bertatap mata di sebuah acara TV.
"Ketika kami bertemu untuk kedua kalinya, kami memutuskan untuk meluncurkan sebuah konferensi imam dan rabi di Amerika Serikat," ujar Shamsi Ali dalam diskusi publik bertajuk 'Menilik Budaya dan Islam Nusantara di Negeri Paman Sam', Jumat (24/4/15).
Ustaz besar New York itu juga menceritakan tentang keberhasilannya mengumpulkan 25 imam dan 25 rabi. Menurutnya konferensi itu tidaklah mudah, karena kebanyakan dari mereka memperdebatkan masalah Israel dan Palestina.
Sebelum hingga akhirnya, diskusi itu dirangkum dan dituliskan kembali oleh Imam Shamsi Ali dan Rabi Marc Schneier, hingga terbitnya sebuah buku berjudul 'Sons of Abraham'. Dalam buku tersebut, kata pengantar dituliskan oleh Presiden Bill Clinton. (Dennis Destryawan)