Romo Magnis Kritik Kepemimpinan Jokowi
Selain itu saat ini kondisi KPK juga sepeerti terjepit, karena konflik dengan Polri yang tak kunjung usai.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Keadaan penegakan hukum di Indonesia belakangan semakin mengkhawatirkan. Pakar etika politik dari Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Franz Magnis Suseno atau yang akrab dipanggil Romo Magnis, melihat kasus korupsi semakin meraja lela. Pada saat yang bersamaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) justru diperlemah.
Romo Magnis dalam diskusi "Presiden Diabaikan: Saatnya Reformasi Total Kepolisian Untuk Selamatkan Demokrasi," di gedung Persatuan Gereja Indonesia (PGI), Jakarta Pusat, Rabu (13/5/2015), bahkan selama sepanjang sejarahnya berdiri, saat ini adalah titik terlemah KPK. Kondisi tersebut adalah ancaman besar bagi bangsa Indonesia.
"Saya merasa sangat terpukul. Baru sekarang KPK ditarik giginya," katanya.
Hingga menyebut KPK berada pada titik terlemah, Romo Magnis tidak menyebut indikatornya. Namun diketahui bara di era Presiden Joko Widodo - Jusuf Kalla, dua pimpinan KPK sekaligus ditetapkan sebagai tersangka, yakni Abraham Samad dan Bambang Widjojanto. Selain itu saat ini kondisi KPK juga sepeerti terjepit, karena konflik dengan Polri yang tak kunjung usai.
Ia mengaku curiga lembaga anti rasuah itu memang sengaja diperlemah, supaya oknum-oknum pemerintah dapat dengan tenang mengganyang uang negara. Namun ia percaya, dalam waktu dekat keadaan akan berubah.
"Perjuangan melawan korup itu penting. Korup jalan terus, mungkin untuk sementara pemerintah enak. Saya kira akan ada goncangan politik," ujarnya.
Dalam kondisi seperti itu, pemerintah justru tampak seperti tidak hadir. Padahal untuk menyelesaikan masalah yang ada peran Presiden Joko Widodo sangat diperlukan. Dengan demikian ia menyimpulkan, pemerintahan Joko Widodo - Jusuf Kalla tidak lah sekuat yang ia harapkan.
"Pemerintah tidak hanya lemah, tapi juga tidak kompeten, tidak menunjukan satu kesadaran, blusukan saja, seakan-akan semuanya normal," jelasnya.
Kepemimpinan yang kuat tidak hanya dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah penegakan hukum. Romo Magnis melihat untuk menyelesaikan berbagai permasalahan bangsa, dibutuhkan kepemimpinan yang kuat.
Pakar etika politik dari Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Franz Magnis Suseno atau yang akrab dipanggil Romo Magnis, (kanan) dengan didampingi Sekretaris Umum Persatuan Gereja Indonesia, (PGI), Pdt. Gomar Goeltom, (kiri), dalam diskusi "Presiden Diabaikan: Saatnya Reformasi Total Kepolisian Untuk Selamatkan Demokrasi," di gedung PGI, Jakarta Pusat, Rabu (13/5/2015).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.