Cerita Try Sutrisno Hidup di Tiga Zaman
Try bercerita pengalamannya ketika ikut berjuang melawan penjajahan Belanda. Hingga menjadi pembantu tentara atau tobang.
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tampil sebagai pembicara pada acara Kultum Supermentor Leaders, mantan Wakil Presiden RI Try Sutrisno mengajarkan beberapa kunci kepemimpinan yang didapatkannya selama hidup pada tiga zaman.
Try Sutrisno yang tumbuh besar sejak era penjajahan Belanda dan Jepang, era kemerdekaan hingga era reformasi saat ini memaparkan bagaimana masa-masa tersebut mengajarkan menjadi pribadi yang memiliki jiwa kepemimpinan.
Menjadi pembicara pembuka, Try bercerita pengalamannya ketika ikut berjuang melawan penjajahan Belanda. Hingga menjadi pembantu tentara atau tobang.
"Pejuang Indonesia, baik yang laskar atau tentara tidak menerima gaji. Kalau kita mau survive. Saya mampu melakukan perjuangan untuk ibu dan adik saya. Saya hingga menjual air di dalam kendi di stasiun," ujar Try Sutrisno saat menjadi pembicara di Djakarta Theater, Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (17/05/2015).
Dari pengalamannya tersebut, Try Sutrisno mendapatkan tiga aspek kepemimpinan diantaranya bertahan hidup, kewirausahaan, dan belajar hidup dalam lingkungan pejuang.
Pengalaman tersebut yang mengantarkannya hingga menjadi wakil presiden RI periode 1993-1998.