Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dua Nama yang Dianggap Pantas Jabat Kepala BIN

Sutiyoso dianggap tidak pantas menjadi Kepala BIN lantaran memiliki catatan hitam dalam kasus Hak Asasi Manusia.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Dua Nama yang Dianggap Pantas Jabat Kepala BIN
Taufik Ismail/Tribunnews.com
Konferensi Pers Imparsial terkait pengajuan nama Sutiyoso sebagai Kepala BIN, di Tebet Utara 2C Nomor 25, Jakarta Selatan, Kamis (11/6/2015). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengajuan nama Letjen Purn TNI Sutiyoso menjadi kepala Badan Intelijen Negara untuk menggantikan Letjen Purn TNI Marciano Norman mendapat tanggapan negatif sejumlah pihak.

Sutiyoso dianggap tidak pantas menjadi Kepala BIN lantaran memiliki catatan hitam dalam kasus Hak Asasi Manusia.

Lembaga Swadaya Masyarakat pemerhati HAM‎ memiliki sejumlah nama yang dianggap memiliki kompetensi untuk menduduk posisi pimpinan di lembaga negara non kementerian tersebut. Nama yang diajukan Imparsial berasal dari militer dan politik.

"Banyak sebenarnya nama-nama yang pantas untuk menjadi kepala BIN, ada Letjen Purn Agus Widjojo‎ (Mantan Kepala Staf Teritorial TNI dan Rizal Sukma (direktur CSIS)," ujar Manager Program Imparsial Al Araf, di kantornya, Jalan Tebet Utara 2C nomor 25, Kamis (11/6/2015).

Menurut Al Araf, Agus merupakan sosok yang bersih dan tidak memiliki catatan hitam dalam masalah HAM.

Agus menurutnya mampu mereformasi masalah keamanan di Indonesia. Sedangkan Rizal Sukma merupakan akademisi. Meskipun berlatar belakang sipil, Rizal dianggap memahamai masalah kemanan negara.

"Diluar itu masih banyak lagi, kita telah telusuri track recordnya," katanya.

Berita Rekomendasi

‎Sementara itu menurut Direktur eksekutif Imparsial, Poengky Indarti Sebaiknya presiden Jokowi memilih kepala BIN yang telah berkecimpung dalam dunia Intelijen.

Selama ini regenerasi di BIN kurang baik, karena orang yang mengisi pucuk pimpinan tidak pernah berasal dari orang dalam.

"BIN ini lembaga yang sangat vital, lembaga yang harus dijaga kesehatan organisasinya, harusnya ada orang dalam BIN yang dicalonkan, bukan dari luar," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas