Kasus Angeline, Mendikbud Ingatkan Pentingnya Interaksi Orangtua dan Sekolah
Anies menyebutkan bahwa wali kelas menjadi ujung tombak untuk berinteraksi dengan orang tua siswa.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan, menyebutkan bahwa seluruh orang dewasa di Indonesia bertanggung jawab atas dengan keselamatan anak-anak meski tidak memiliki hubungan darah dengan mereka.
"Bertanggung jawab artinya peduli. Kalau kita lihat ada anak kecil yang sedang bermain di pinggir jalan, jangan hanya lewat dan bertanya 'siapa sih orangtuanya?'. Tapi semestinya kita berhenti dan memperingatkan 'Nak, jangan main di sini, berbahaya'," kata Anies seusai mengumumkan Indeks Integritas UN SMP secara nasional di SMP Negeri 1 Kota Magelang, Kamis (11/6/2015).
Menurut Anies, jika semua orang dewasa bersikap demikian maka semua kejadian beresiko pada anak-anak bisa ditekan. Selama ini, lanjutnya, orang dewasa lebih banyak yang hanya mendiamkan ketika melihat anak-anak bermain di tempat-tempat yang beresiko tinggi.
Mantan Rektor Universitas Paramadina Jakarta itu juga mengungkapkan pentingnya interaksi atau kemitraan antara orangtua dengan sekolah sebagai upaya mendeteksi lebih dini potensi kekerasan pada anak, seperti kasus yang dialami bocah Angeline di Denpasar, Bali.
Hal semacam ini, lanjutnya, yang melatarbelakangi Kemendikbud untuk membentuk Direktorat Ayahbunda untuk menyiapkan bahan-bahan yang bisa digunakan bagi sekolah-sekolah di Indonesia untuk menjalin kemitraan dengan para orang tua.
Anies menyebutkan bahwa wali kelas menjadi ujung tombak untuk berinteraksi dengan orang tua siswa.
"Jadi kalau anak itu ada masalah di rumah, maka sekolah bisa mendeteksi. Sebaliknya jika anak punya masalah di sekolah, maka orangtua pun bisa mendeteksi dini sehingga diharapkan kasus kekerasan pada anak tidak terjadi lagi," ujar Anies.
Penulis: Kontributor Magelang, Ika Fitriana
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.