Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Jenderal Purnawirawan TNI Soal Pesawat Hercules

Pesawat Hercules tersebut, ujar Jenderal Bintang Dua itu telah beberapa kali berganti mesin yang dilakukan di Singapura

Penulis: Ferdinand Waskita
zoom-in Cerita Jenderal Purnawirawan TNI Soal Pesawat Hercules
TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI
Badan pesawat Hercules yang jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, Selasa (30/6/2015). Pesawat Hercules C-130 jatuh di menimpa pemukiman dan hingga kini diperkirakan korban tewas sebanyak 30 orang, 12 diantaranya kru pesawat. TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pesawat Hercules milik TNI AU jatuh di Medan, Sumatera Utara.

Anggota Komisi I DPR TB Hasanuddin menceritakan pesawat tersebut diproduksi pada tahun 1954. Pesawat bertipe pendek itu berada di hanggar Malang, Jawa Timur.

Lalu diterima di Indonesia pada tahun 1959-1960.

"Itu buatan tahun 1960 dari Amerika Serikat, sama seperti produknya F16. Itu sudah dioperasikan," kata Hasanuddin di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (30/6/2015).

Pesawat Hercules tersebut, ujar Jenderal Bintang Dua itu telah beberapa kali berganti mesin yang dilakukan di Singapura.

Pesawat Hercules juga pernah digunakan Presiden Soekarno. Pasalnya, kata Hasanuddin, saat itu hanya tersedia pesawat Hercules.

Adanya kecelakaan tersebut, menurut Hasanuddin, menunjukkan alat-alat angkut, pesawat terbang serta helikopter harus direnovasi.

Berita Rekomendasi

"Harus beli jangan ada lagi hibah yang lebih mahal. Beli meski jumlahnya sedikit tapi baru, sehingga ada nilai tambah untuk PT DI," ujarnya.

Mayjen (Purn) TNI itu menjelaskan Pesawat Hercules tipe 13 Short juga pernah jatuh di daerah Wamena, Papua. Namun, peristiwa itu tidak diketahui publik.

"Yang ini di kota (jatuhnya) saya belum ada info berapa korban. Wamena itu 5 tahun terakhir. Jadi seperti apapun kita misalnya dioverhold tapi framenya bisa crag ini bisa diselidiki seperti apa, tapi memang sudah uzur, sudah waktunya diganti, ada batas umurnya," ujar TB Hasanuddin.

Ia menuturkan pesawat, meriam, tank, senjata berat dan kapal memiliki batas umur. Biasanya berumur 20 tahun. Sebelum memasuki batas usia maksimal diperlukan adanya persiapan.

"Kalau kita mau multiyears 5 tahun, berarti tahun ke 15 kita sudah mulai. Sehingga tahun ke 20 alutsista selesai, yang baru sudah siap," kata Hasanuddin.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas