Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dahlan Bantah Proyek Cetak Sawah Baru Fiktif

Sawah itu memang ada, namun hasilnya tidak produktif.

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Dahlan Bantah Proyek Cetak Sawah Baru Fiktif
WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN
Mantan Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero Dahlan Iskan keluar usai menjalani pemeriksaan di Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, Selasa (16/6/2015). Pemeriksaan Dahlan Iskan selama 9 jam dengan 79 pertanyaan dalam kapasitasnya sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) terkait korupsi proyek pembangunan 21 Gardu Listrik Jawa-Bali-Nusa Tenggara. WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ‎Usai diperiksa selama enam jam mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan, Selasa (30/6/2015) membantah proyek cetak sawah baru di Ketapang, Kalimantan Barat dinilai fiktif.

Menurut Dahlan yang hari ini diperiksa perdana sebagai saksi dugaan korupsi pelaksanaan jasa konsultan dan konstruksi pencetakan sawah yang dilaksanakan di Kementerian BUMN tahun 2012-2014 di Ketapang, Kalimantan Barat. Sawah itu memang ada, namun hasilnya tidak produktif.

"Sawah baru itu diperlukan di Indonesia untuk mengganti sawah-sawah yang setiap tahun selalu berkurang karena perumahan dan industri," kata Dahlan di Bareskrim.

Lalu ia mendapat laporan, ada 4 ribu hektar tanah yang sudah diklaim dan sudah pernah ditanami sampai seribu hektar. Namun hasilnya belum memuaskan.

Dijelaskan Dahlan, hasilnya belum memuaskan karena memang menurut teori sawah baru itu akan berhasil apabila sudah ditanamin selama empat tahun.

"‎Memang baru berhasil setelah 4 tahun. Jadi jangan diharapkan membuka sawah baru langsung berhasil," ujarnya.

‎Karena kurang berhasil, sehingga saat terakhir menjadi Menteri ia minta dialihkan penanggung jawaban dialihkan dari PT Sang Hyang Seri (SHS) yang merupakan BUMN pangan ke perusahaan yang lebih besar yakni PT Pupuk Indonesia.

BERITA REKOMENDASI

"Lalu PT Pupuk Indonesia membuka lagi lahan 100 hektar, dengan harapan kalau 100 hektar sudah baik akan diperluas lagi," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas