TNI Hentikan Seluruh Operasi Hercules
untuk sementara seluruh operasi pesawat Hercules dihentikan.
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menindaklanjuti jatuhnya pesawat Hercules C 130 di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumetara Utara, untuk sementara seluruh operasi pesawat Hercules dihentikan.
Hal tersebut dilakukan dalam rangka investigasi kecelakaan pesawat yang menewaskan 141 orang tersebut. Penghentian operasi Hercules yang dimiliki TNI dilakukan hingga investigasi dinyatakan selesai.
"Untuk sementara menghentikan operasi-operasi pesawat Hercules sampai dinyatakan selesainya investigasi. Termnasuk investigasi terhadap seluruh pesawaat yang masih aktif," kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Fuad Basya dalam diskusi bertema 'Hercules dan Ironi Alutista TNI' di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (4/7/2015).
Dikatakan dia, sebetulnya pesawat Hercules yang jatuh dilihat dari umur pemeliharaannya masih memenuhi syarat untuk terbang. Hal tersebut terlihat dari selisih jam terbang pesawat dengan akhir usia jam terbang pesawat tersebut.
"Sesuai dengan aturannya akan berakhir pada usia 38 ribu jam terbang, sekarang baru mendekati 20 ribu jam terbang artinya pemeliharaannya dia masih ada 2000 jam terbang lagi," ujarnya.
Pengecekan saat akan pesawat terbang pun selalu dilakukan sesuai dengan standar operasi yang sudah ditentukan. Dimana seluruh bagian pesawat dicek kesiapannya. Dikatakan Fuad semua harus dalam keadaan on dan siap pakai.
"Semua harus ready tidak ada yang sakit, satu saja instrumen tidak berfungsi apakah itu instrumen ringan katakan saja lampu saja satu maka pesawat tidak boleh terbang," katanya.
Namun dalam kecelakaan pesawat Hercules C-130, jendral TNI bintang dua ini mengatakan, kemungkinan begitu pesawat siap terbang, tetapi setelah terbang pesawat mendadak satu mesin bagian kanannya rusak. Setelah itu pilot meminta kembali ke pangkalan.
"Dalam keadaan (terbang) masih rendah langsung (pesawat) dibelokan ke arah kanan pada saat itu menyenggol sebuah antena yaitu antena radio Joy FM yang ada di sekitar Lanud," ucapnya.
Ternyata berdasarkan pengecekan pendahuluan, antena radio yang disenggol pesawat Hercules terletak dalam radius antara 3 sampai 4 kilo meter. Padahal dalam aturan tata ruang bandara, pemukiman masyarakat paling dekat atau minimal berjarak 5 kilo meter dari pangkalan udara.
Meskipun demikian Fuad mengatakan tidak bisa menyalahkan adanya antena di sekitar bandara, tetapi hal tersebut bisa dianggap sebagai penyebab dan pihaknya pun tidak bisa seluruhnya menyalahkan jatuhnya Hercules tersebut akibat kurangnya perawatan atau kurang profesionalnya prajurit.
"Ini banyak sekali (faktornya). Untuk konkritnya nanti apa sebenarnya itu nanti hasil investigasi. Namun demikian TNI sudah memprakarsai semua alutista yang ada di darat, itu semua dicek kesiapannya kembali," katanya.