PDIP Jabar Siap Menangkan Marjuki-Miing di Pilkada Karawang
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) secara resmi mengusung pasangan Ahmad Marjuki-TB Dedi Gumelar (Miing) di Karawang
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) secara resmi mengusung pasangan Ahmad Marjuki-TB Dedi Gumelar (Miing) untuk maju dalam Pilkada Kabupaten Karawang Desember 2015 mendatang.
Rekomendasi pasangan tersebut dibacakan oleh Bendahara DPD PDIP Jawa Barat, Waras Wasisto, dalam Rapat Kerja Cabang Khusus (Rakercabsus) diperluas, di Kantor DPC Kabupaten Karawang, Senin, (13/7/2015).
"Dengan ini PDI Perjuangan secara resmi mengusung pasangan H Ahmad Marjuki dan TB Dedi Gumelar pada Pilkada Kabupaten Karawang 2015,” kata Waras.
Selain diusung PDIP yang memiliki 9 kursi DPRD, pasangan tersebut juga didukung Partai Hanura (2 kursi) dan Partai Bulan Bintang (3 kursi).
Ahmad Marjuki merupakan seorang pengusaha dan ketua Nahdlatul Ulama Kabupaten Karawang, sementara TB Dedi Gumelar alias Miing adalah mantan anggota DPR RI Fraksi PDIP periode 2009-2014. Miing sebelum terjun ke politik juga seorang aktor terkenal.
"Marjuki-Miing merupakan pasangan yang pas. Marjuki merupakan sosok religius sementara Miing adalah figur nasionalis,” kata Ketua DPD PDIP Jawa Barat, TB Hasanudin dalam sambutannya.
Pilkada Karawang adalah momentum untuk mengembalikan marwah Partai yang sudah 20 tahun tidak pernah menang dalam kontes Pilkada. Padahal, PDIP merupakan partai pemenang legislatif.
"PDIP adalah partai pemenang legislatif, tapi selama 20 tahun tidak ada kader yang bisa menjadi Bupati dan Wakil Bupati. Artinya ada yang salah dalam mesin partai selama ini. Ada kader yang tidak bekerja sungguh-sungguh. Dan saya tidak mau ke depan kita kalah. Semua elemen partai harus bahu-membahu memenangkan pasangan Marjuki-Miing,” kata TB Hasanudin di depan ribuan kader.
TB Hasanudin optimistis pasangan ini akan memenangkan Pilkada Kabupaten Karawang. PDIP, kata dia, sudah memiliki modal 18 persen suara yang tidak akan berkurang, ditambah dengan suara partai pendukung dan elemen masyarakat lainnya.
“Target kita bisa meraup 50 persen suara. Strateginya kita akan tempatkan tim sukses berbasis tempat pemungutan suara. Tim ini berlapis, terdiri dari kader PDIP, kader partai pendukung dan elemen masyarakat lain. Kita optimis bisa menang,” tegasnya.
TB Hasanudin yang juga anggota Komisi I DPR RI mengancam akan memberikan sanksi kepada kader yang tidak taat terhadap instruksi partai. “Jika ada kader yang berkhianat, maka saya tidak segan-segan untuk memberikan sanksi,” tegasnya.
Pensiunan Jenderal Bintang 3 itu menambahkan, bahwa penetapan pasangan Marjuki-Miing sudah melewati serangkaian proses panjang. DPP Partai mempertimbangkan aspek popularitas, elektabilitas, dan kesiapan aspek finansial.
“Pasangan ini bukan kemauan saya, tapi kemauan DPP Partai dan Ibu Ketua Umum. Sehingga sudah menjadi kewajiban kita untuk bertempur habis-habiskan memenangkan pertarungan ini,” kata dia.
Sementara itu, calon Bupati Karawang Ahmad Marjuki dalam sambutannya mengatakan sangat berterimakasih kepada partai koalisi ; PDIP, Partai Hanura dan PBB yang sudah memberikan kepercayaan kepada dirinya dan Miing.
“Ini adalah amanah berat, dan saya akan bersunggung-sungguh untuk memenangkan pertarungan ini,” kata Marjuki.
Dia juga mengatakan, jika nanti terpilih akan menjalankan pemerintahan yang sejalan dengan cita-cita partai. Dia berharap Kabupaten Karawang ke depan bukan hanya dikenal sebagai kota industri atau lumbung pertanian semata, tapi juga kota yang berbudaya dan mencetak sumber daya manusia yang unggul.
Pasangan ini rencananya akan mendaftar ke KPUD Kabupaten Karawang pada tanggal 27 Juli 2015 mendatang.
Acara tersebut juga dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, seperti anggota DPR RI Daniel Lumban Tobing, sejumlah pengurus DPD PDIP, ketua Partai Hanura Kabupaten Karawang Ali Mukadas, Ketua PBB Nurlela Saripin, sejumlah Kepala Daerah PDIP di Jawa Barat dan ribuan kader PDIP Kabupaten Karawang.
Acara tersebut diawali dengan santunan ayat yatim, dan dihadiri sejumlah elemen kelompok masyarakat seperti komunitas petani, Nelayan, buruh, guru, tukang becak, ojek, santri, dan lainnya.