Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

KPU: Kami Tak Urus Calon Kepala Daerah Boneka

Pasangan calon boneka adalah urusan partai politik, bukan urusan Komisi Pemilihan Umum selaku pelaksana pemilihan kepala daerah serentak.

Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Y Gustaman
zoom-in KPU: Kami Tak Urus Calon Kepala Daerah Boneka
TRIBUN/DANY PERMANA
Komisioner KPU Ferry Kurnia Rizkiyansyah (kiri) dan Ida Budhiati (kanan) menjalani sidang Perselisihan Hasil Pemilhan Umum Presiden di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis (21/8/2014). MK hari ini akan membacakan putusan atas permohonan pasangan Prabowo-Hatta yang menuntut agar MK membatalkan SK KPU yang menetapkan pasangan nomor urut 2 Joko Widodo - Jusuf Kalla sebagai Presiden terpilih dalam Pilpres 2014. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasangan calon boneka adalah urusan partai politik, bukan urusan Komisi Pemilihan Umum selaku pelaksana pemilihan kepala daerah serentak. 

"Itu urusan partai. Kami tidak urus soal itu. Kami juga tak mau tahu dia calon apa. Kami penyelenggara, tak bertugas menyeleksi secara mendalam," ujar komisioner KPU, Ferry Kurnia Rizkiyansyah di KPU, Jakarta, Selasa (28/7/2015).

Menurut Ferry, seluruh pasangan bakal calon kepala daerah yang saat ini mendaftar ke KPU, jika sudah memenuhi persyaratan, makan akan ditetapkan sebagai calon dan dapat bertarung di pilkada.

"Kami hanya akan mengikuti peraturan yang ada. Jika seluruh persyaratan lengkap, maka calon atau orang tersebut berhak mengikuti pilkada," terang Ferry.

Berdasar Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) No 12 Tahun 2015 sudah mengakomodir seluruh persyaratan dan pencalonan untuk kepala daerah.

Ia mengatakan, penjaringan pasangan calon kepala daerah hak parpol. Baik buruknya pasangan calon jadi tanggung jawab parpol. "Seluruh partai dapat menyiapkan kadernya sebaik mungkin," imbuh dia.

Berita Rekomendasi

Sebelumnya, pasangan Tri Rismaharani-Whisnu Sakti Buana sempat menjadi pasangan calon tunggal dalam Pilkada Surabaya. Namun, Koalisi Majapahit pun muncul karena melihat dinamika dan konstelasi di lapangan.

Pada Minggu (26/7), Ketua Desk Pilkada Partai Kebangkitan Bangsa Bambang Susanto mengatakan koalisi perlu dibentuk karena PDIP sebagai pengusung Risma sudah terlalu yakin bisa menang dengan bermodal kursi banyak.

Ia pun menegaskan Koalisi Majapahit bukan strategi main-main untuk hadapi Pilkada. "Kami bukan boneka. Kami serius untuk mengusung karena ini harga diri partai," ucap Bambang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas