Pengawasan Bus Shalawat Diperketat Antisipasi Sopir Mangkir
Transportasi shalawat pada tahun lalu ada insiden-inseden yang menyebabkan jamaah agak kecewa
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI Abdul Djamil mengungkapkan berdasarkan pengalaman musim haji tahun sebelumnya layanan transportasi bus shalawat untuk jamaah haji selama di Mekkah masih menjadi titik lemah.
Hal tersebut dikarenakan banyaknya sopir-sopir yang mangkir bertugas sehingga jamaah harus menunggu lama untuk menikmati layanan bus yang akan mengangkut jamaah dari pemondokan ke Masjidil Haram maupun sebaliknya.
"Transportasi shalawat pada tahun lalu ada insiden-inseden yang menyebabkan jamaah agak kecewa yakni sopir-sopir yang mengalami disersi, jadi pada saat dia harusnya bertugas, justru meninggalkan tugas sehingga mengurangi jumlah armada yang mondar mandir untu melayani jamaah," kata Djamil saat memberikan pembekalan kepada petugas Media Center Haji 1436 H/ 2015 M di Gedung Kementerian Agama, Jakarta Pusat, Rabu (5/8/2015).
Adanya masalah tersebut pun saat ini sudah diidentifikasi apa penyebab permasalahan tersebut sehingga pelayanan bus shalawat bisa lebih baik pada musim haji 2015 ini.
"Itu sekarang yang jadi titik konsentrasi kita, kenapa bisa begitu, cari penyebabnya, dan tahun sekarang jangan terjadi lagi," ucapnya.
Untuk jumlah armada bus shalawat sendiri dikatakan Djamil sudah disesuaikan dengan jamaah haji yang akan dilayani. Saat berada di Mekkah ada sekitar 70 persen jamaah yang harus dilayani dengan bus shalawat karena 20 persen jamaah haji Indonesia berada di Jarwal yang jaraknya tidak terlalu jauh ke Masjidil Haram.
"Nah kalau 70 persen dari 155 ribu (jamaah) itu berapa, dengan distribusinya sudah kita ketahui, misal tinggal di Syssah itu tinggal sekitar 20 ribuan lalu akan dilayani bis berapa, mereka sudah memiliki rumus berdasarkan pengalaman sebelumnyan berdasarkan luas hunian minimal mencapai 10 ribu maka bis shalawat yang melayani jamaah sebanyak sekian sudah ada rumusnya," ujarnya.
Dikatakannya secara jumlah, armada bus shalawat dijamin sudah sesuai dengan jumlah jamaah haji yang harus dilayani. Kecuali bila sopirnya mangkir bekerja.
"Tahun lalu diketahui seperti itu, harusnya dia bertugas malah dia ada di pool, itu yang tidak mau lagi seperti itu, sehingga pengawasan untuk operasional bus shalawat kita tingkatkan," katanya.