Terduga Teroris yang Ditangkap di Solo Sudah Siapkan Bom untuk Diledakkan
dari hasil penyelidikan sementara memang diketahui tiga terduga teroris ini sudah membeli berbagai macam bahan peledak
Penulis: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Densus 88 menangkap tiga terduga teroris (sebelumnya diberitakan dua) di Semanggi, Solo, Jawa Tengah pada Rabu (12/8/2015) kemarin.
Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti mengatakan dari hasil penyelidikan sementara memang diketahui tiga terduga teroris ini sudah membeli berbagai macam bahan peledak dan siap diledakkan.
"Kami mendeteksi mereka ini membeli bahan-bahan peledak. Mereka memang sudah merencanakan membuat bom," kata Badrodin, Jumat (14/8/2015) di Mabes Polri.
Ketika ditanya dimana saja lokasi-lokasi yang akan diledakkan, orang nomor satu di Bareskrim itu mengaku belum mengetahuinya.
Termasuk ketika ditanya apakah ketiganya mendapat bantuan dana dari Suriah, Badrodin menjawab ia masih belum mengetahui hasil pemeriksaan pada ketiganya.
Bahkan Badrodin meyakini selain tiga terduga teroris itu masih ada beberapa terduga lainnya yang beredar di lapangan dan mereka kini dalam pengejaran. "Masih ada beberapa lagi," tambahnya.
Untuk diketahui, Rabu (12/8/2015) kemarin Densus 88 Mabes Polri menangkap tiga teroris di wilayah Semanggi, Solo. Ketiganya yakni adalah IB (29), YK (31) dan DI alias G.
Peranan mereka yaitu perakit bom yang mengatur aktifitas kelompoknya, dan berhubungan dengan jaringan ISIS di suriah, mengetahui perakitan bom dan ikut membuat bahan peledak, serta menyiapkan sarana dan prasarana untuk merakit dan menyimpan bahan peledak.
Beberapa barang bukti yang disita dari empat lokasi penggeledahan ialah 25 liter asam nitrat, 21 buah switching lengkap dengan bahan peledak low exsplosive, beberapa bendera ISIS dalam plastik dan baju ISIS.
Berdasarkan keterangan para terduga bahwa bom - bom tersebut ditujukan untuk
1. Kuil Budha Kepunton sebab terkait isu rohingnya.
2. Polsek Pasar Kliwon dan Polisi di wilayah Surakarta
3. Gereja gereja di wilayah Surakarta
Kelompok ini dikendalikan oleh salah satu residivis jaringan teror yang saat ini berada di Suriah dan bergabung dengan ISIS baik biaya maupun perintah aksi teror semua dikendalikan dari Suriah.