Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Durhaka Terhadap Orangtua Jadi Penilaian Calon Pimpinan KPK

Calon pimpinan KPK diingatkan tidak mendurhakai orangtua, lantaran tidak mencantumkan nama orangtuanya sebagai tokoh panutan hidup.

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Y Gustaman
zoom-in Durhaka Terhadap Orangtua Jadi Penilaian Calon Pimpinan KPK
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Ketua Pansel Capim KPK, Destry Damayanti bersama anggota pansel melakukan seleksi tahap akhir, yakni tes wawancara terbuka bagi 19 calon selama tiga hari hingga 26 Agustus mendatang, di kantor Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Senin (24/8/2015). Selanjutnya, pansel akan menyerahkan delapan nama tersebut kepada Presiden Joko Widodo pada 31 Agustus 2015 mendatang. Presiden kemudian menyerahkan delapan nama ini ke Dewan Perwakilan Rakyat. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Qodir

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panitia seleksi menggunakan banyak aspek untuk mendapatkan calon pimpinan KPK sesuai kriteria. Bahkan, pansel mempertanyakan alasan calon pimpinan KPK, Saut Situmorang, tak memasukkan nama orangtuanya sebagai tokoh panutan dalam hidupnya.

"Kalau dimasukkan nanti jadi lucu, Bu," kata Saut menjawab pertanyaan anggota pansel calon pimpinan KPK, Harkristuti Harkrisnowo dalam wawancara terbuka di kantor Sekretariat Negara, Jakarta, Rabu (26/8/2015).

Staf Ahli Kepala BIN itu mencantumkan Lord Acton dan George Washington sebagai tokoh panutan dalam catatan hidupnya. Lord Acton merupakah seorang tokoh penganut paham liberal dan George Washington adalah mantan Presiden Amerika Serikat.

Harkristuti menilai jawaban Saut itu sebagai sesuatu yang aneh. Sebab, hanya Saut di antara calon pimpinan KPK yang tidak menuliskan nama orangtua sebagai tokoh panutan dan lebih memilih tokoh dari luar negeri.

"Nanti, Anda jangan-jangan dibilang durhaka lho, karena semua cantumkan nama orangtua," beber Harkristuti.

Pansel juga mengklarifikasi sejumlah informasi negatif tentang rekam jejak Saut, di antaranya kepemilikan mobil mewah, ketidakpatuhan membayar membayar pajak kendaraan hingga ada tidaknya misi khusus BIN, sehingga ia ingin menjadi pimpinan KPK.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas