"Dubes Itu Bukan Hadiah Hiburan bagi Tim Sukses dari Presiden"
Wakil Ketua Komisi I DPR Hanafi Rais mengingatkan duta besar mewakili martabat negara.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo telah menyerahkan 33 nama calon duta besar ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Komisi I DPR pun telah membentuk tim untuk penilaian sebelum melakukan fit and proper test calon dubes.
Wakil Ketua Komisi I DPR Hanafi Rais mengingatkan duta besar mewakili martabat negara.
Sehingga para calon duta besar itu akan dinilai lewat kompetensi, kapabilitas dan kapasitas.
"Kompetensi artinya calon tersebut punya disiplin soal politik luar negeri, hubungan internasional dan diplomasi atau tidak," kata Hanafi melalui pesan singkat, Kamis (27/8/2015).
Kapabilitas, kata Hanafi, calon dubes memiliki networking, skill komunikasi , lobi dan negosiasi serta bisa bahasa asing setempat atau tidak.
Sedangkan kapasitas artinya penguasaan pribadi dan pengetahuan soal kawasan yang mau ditempati.
"Dengan demikian menjadi dubes itu bukan menerima hadiah hiburan bagi timses dari presiden yang sudah dibantu pemenangannya," tutur Politikus PAN itu.
Hanafi mengingatkan loyalitas duta besar harus kepada presiden dan negara bukan ke ketua umum partai.
Apalagi dilihat dari komposisi calon dubes yang diajukan presiden terlalu banyak dari jalur politik.
"Jika mereka tidak perform di fit and proper test dan nekad tetap dijadikan dubes maka ini akan jadi moral hazzard bagi komunitas diplomasi dan politik luar negeri Indonesia," ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.