Kementerian Agama Klaim Pelaksanaan Ibadah Haji 2015 Lebih Baik
Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama, Abdul Djamil mengklaim pelayanan ibadah haji 2015 meningkat dibanding 2014.
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama, Abdul Djamil mengklaim pelayanan ibadah haji 2015 meningkat dibanding 2014.
Peningkatan tersebut menyangkut tiga hal utama yakni pada aspek biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH), aspek transportasi, dan aspek pemondokan.
Dan tahun ini jemaah haji cukup melunasi biaya 2.717 dolar Amerika atau sekitar Rp 38.038.000. Dibandingkan tahun lalu, tahun ini BPIH haji reguler lebih murah 502 dolar Amerika atau sekitar Rp.7.028.000.
Meski terdapat penurunan biaya cukup besar, hal ini tidak mengurangi fasilitas yang didapat jemaah haji. Bahkan, terjadi peningkatan pelayanan yang sangat signifikan. "Penurunan biaya BPIH bukan berarti penurunan layanan," ujar dia dalam keterangannya di Jakarta, Senin (14/9/2015).
Dari aspek transportasi, tak ada lagi jemaah haji gelombang I yang mendarat di Jeddah seperti tahun lalu. Semua jemaah haji gelombang I tahun ini mendarat di Madinah. Sementara gelombang II mendarat di Jeddah.
"Kami sekarang mengubah rute, bahwa jemaah gelombang I harus semua mendarat di Madinah. Kalau tahun 2014 ada 32 ribu jemaah gelombang I mendarat di Jeddah, tentu itu menambah biaya transportasi dan kelelahan bagi jemaah karena masih harus menempuh jalan darat dari jeddah ke madinah selama kurang lebih 6 sampai 8 jam," terag dia.
Peningkatan layanan transportasi juga terlihat dari bus salawat yang disediakan Kemenag selaku otoritas yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan ibadah haji di Indonesia. Tahun ini semua supir bus salawat merupakan orang Indonesia dan bus tersedia 24 jam menggunakan sistem shuttle.
"Ini adalah salah satu rekomendasi evaluasi tahun lalu, transportasi. Supirnya kami sediakan orang Indonesia agar lebih nyaman. Dan terus berputar melayani jemaah," kata Djamil.
Sementara untuk pemondokan, pada tahun ini jumlah pemondokan hanya di enam lokasi, sementara tahun lalu ada 12 lokasi. Hal ini dilakukan untuk lebih memudahkan koordinasi dan akses transportasi.
"Pengurangan pemondokan ini bukan berarti mengurangi layanan. Layanan tetap diutamakan, misalnya dalam satu kamar tidak boleh melebihi kapasitas 8 orang. Kemudian pemilihan 6 lokasi tersebut karena lebih memudahkan koordinasi dan akses transportasi. Lokasinya lebih dikenali dan terjauh 4,5 km," tutur Djamil
Kerajaan Arab Saudi sudah banyak membantu dalam persiapan haji. Mereka memberikan fasilitas terbaik bagi jemaah haji Indonesia agar dapat melaksanakan rukun Islam kelima ini dengan nyaman dan tenang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.