Nurhayati: Negara Membiayai Acara IPU dari 31 Agustus sampai 3 September
Nurhayati Ali Assegaf menyebut, kegiatan-kegiatan anggota DPR itu dibiayai dari negara atau anggaran Setjen DPR.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mengaku biaya kegiatan delegasi DPR di AS usai Konferensi Keempat para Ketua Parlemen Dunia (4th World Conference of Speakers of Parliament) pada 29 Agustus hingga 2 September 2015 berasal dari pembiayaan sendiri alias 'nombok'. Kegiatan itu di antaranya sejumlah kunjungan persahabatan atau muhibah dengan beberapa anggota DPR Amerika dan negara-negara Eropa.
Namun, Nurhayati Ali Assegaf selaku Ketua BKSAP DPR yang ikut hingga hari terakhir kegiatan di AS itu menyebut, kegiatan-kegiatan anggota DPR itu dibiayai dari negara atau anggaran Setjen DPR.
"Yang benar, negara membiayai acara IPU dari 31 Agustus sampai 3 September. Lalu ada acara muhibah ke DPR-nya Amerika Serikat. Nah acara Muhibah ini juga dibiayai. Kita biaya sendiri itu hanya tanggal 5 sampai 6 September aja," kata Nurhayati.
Ia menjelaskan, dalam kunjungan lawatan ke AS itu, seorang anggota DPR mendapatkan jatah tiket pesawat p/p, akomodasi terdiri atas transpor, makan harian dan hotel.
Menurutnya, hanya 7 anggota DPR yang menjadi delegasi resmi untuk agenda utama konferensi. Selain tiket pesawat pergi-pulang, masing-masing anggota DPR dalam sehari juga mendapatkan jatah tiket pesawat dan anggaran 575 dolar AS untuk biaya hotel, makan dan transportasi.
Menurutnya jatah anggaran itu terbilang kurang untuk mempresentasikan dan tugas berat yang dilakukan delegasi DPR selama di AS.
"Itu untuk satu anggota DPR. Padahal kita butuh tinggal di hotel yang kita anggap mempresentasikan. Jadi, nomenklatur tentang pos anggaran itu perlu diubah. Bisa dicek," ujarnya.
Ia mengakui beberapa anggota DPR itu menyertakan anak, istri, staf dan ajudan. Namun, seluruh biaya keperluan mereka hingga hotel ditanggung masing-masing anggota DPR.
"Semua bayar sendiri-sendiri, untuk staf dan lain-lain," akunya. (Abdul Qodir)