Pengamat Nilai PKS Berubah Pascakepemimpinan Anis Matta
Tak adanya nama-nama loyalis Anis Matta dalam struktur kepengurusan baru, membuka potensi konflik di internal PKS.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tak ada nama-nama loyalis Anis Matta dalam struktur kepengurusan di bawah kepengurusan Presiden PKS Sohibul Iman. Muncul anggapan loyalis Anis Matta disingkirkan.
Pengamat politik Universitas Negeri Jakarta, Ubedillah Badrun, mengatakan dilihat secara kasat mata loyalis Anis Matta nampaknya disingkirkan. Secara politik, PKS akan juga mengubah sikapnya.
"Secara politik ada perbedaan pandangan politik dalam tubuh PKS," kata Ubed saat dihubungi wartawan di Jakarta, Kamis (17/9/2015).
Ubed menuturkan pola permainannya hampir mirip dengan yang terjadi dalam tubuh Partai Amanat Nasional (PAN). Tapi menurutnya PKS lebih cantik mengelolanya daripada PAN yang terlihat sangat vulgar.
"Bukan tidak mungkin ada intervensi pihak lain untuk mengubah sikap PKS dengan tak menempatkan lagi Anis Matta dan loyalisnya dalam kepengurusan yang strategis," sambung dia.
Dengan tidak adanya loyalis Anis Matta membuka peluang terjadinya konflik dalam tubuh PKS yang tak terhindarkan lagi.
"Perpecahan dalam PKS bisa saja terjadi," tandasnya.
Di bawah kepemimpinan Sohibul Iman, PKS mengadakan perombakan besar-besaran. PKS meninggalkan slogan 'cinta, kerja dan harmoni' yang digembar-gemborkan Anis Matta dengan slogan awal PKS 'bersih, peduli, dan profesional'.
Slogan awal PKS ini digantikan Anis Matta saat PKS diterpa badai kasus korupsi impor daging sapi yang melilit presiden PKS kala itu, Luthfi Hasan Ishaaq.
Para loyalis meyakini kepemimpinan Anis Matta sukses dan sampai kini mereka menyebut Anis Matta sebagai pilot di tengah badai. Setelah Anis Matta digantikan, banyak isu santer termasuk kembali berjayanya akubu Keadilan.
Sohibul menepis adanya faksi keadilan dan faksi kesejahteraan di internal partainya. Soal ditempatkannya Fahri di MPP setelah sebelumnya menjadi Wasekjen PKS, Sohibul menyatakan itu hal yang biasa.