Turun ke Tolikara Saat Idul Adha, Banser Ansor Pastikan Jaga Keberagaman
Mereka yang dikirim adalah yang selama ini sudah terjun langsung menjaga gereja-gereja di daerah minoritas umat kristiani.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) mengirimkan 23 personel Barisan Ansor Serbaguna (Banser) ke Tolikara, Papua.
Mereka yang dikirim adalah yang selama ini sudah terjun langsung menjaga gereja-gereja di daerah minoritas umat kristiani untuk dalam rangka memastikan bahwa keberagaman di negara ini terjaga.
Untuk itulah, pengiriman Banser ke Tolikara, Papua yang jumlahnya hanya 23 orang tersebut bukan untuk gagah-gagahan, melainkan bagaimana bersinergi dengan pemuda kristiani dan pihak-pihak terkait disana menjaga ibadah umat Islam di sana yang minoritas.
"Teman-teman Banser sudah sampai di Tolikara, kemarin pas maghrib, dan langsung bersilaturahmi dengan Bupati Tolikara, dengan tokoh kristiani, dan pemuda kristiani. Mereka menyambut baik karena ini dalam rangka menjaga keberagaman," kata Wakil Sekjen GP Ansor yang juga Korwil Banser untuk daerah Maluku dan Papua, Faisal Saimima, dalam keterangannya, Kamis (24/9/2015).
Faisal menjelaskan, menjaga ibadah dalam arti untuk memastikan keberagaman dan beribadahnya kaum minoritas tetap aman merupakan program rutin GP Ansor. Tidak hanya saat Idul Adha maupun Idul Fitri di daerah yang umat muslimnya minoritas, tetapi juga di setiap hari keagamaan lain. Apa yang dilakukan GP Ansor ini, kata dia, sekaligus juga sebagai ajakan bagi pemuda-pemuda keagamaan agama lain seperti pemuda Katolik dan pemuda Protestan di Papua serta pemuda di Hindu bahwa di negara ini tidak ada satu daerah pun yang boleh menerapkan tirani mayoritas.
"Kita selama ini juga menjaga gereja di Jawa saat hari besar keagamaan umat kristiani maupun menjaga tempat ibadah ketika umat Hindu dan Buda merayakan hari besarnya. Jadi, yang ingin kami pastikan dengan hadir di Tolikara juga sama, yaitu memastikan bahwa umat muslim di sana yang minoritas bebas menjalankan ibadahnya," ungkap Faisal.
Maka dari itu, lanjut Faisal, begitu tiba di Tolikara, Banser langsung bersilaturahmi dengan Bupati Tolikara. Bahkan, kata dia, karena sambutan yang positif itu, Pemuda Kristen disana juga sudah berkomitmen agar bersama-sama dengan Banser menjaga umat muslim yang menjalankan ibadah Sholat Idul Adha hari ini.
Menurut Faisal, apa yang terjadi saat Sholat Idul Fitri lalu dengan adanya kasus pembakaran masjid, apapun alasannya tidak boleh terulang lagi. Dan hal itu juga sudah menjadi kesadaran bersama di Tolikara agar kasus saat Idul Fitri lalu tidak dimanfaatkan oleh kelompok tertentu untuk memecah konflik.
Lebih lanjut, Faisal mengungkapkan bahwa kehadiran Banser di Tolikara disambut positif oleh tokoh agama, pemuda, serta Bupati Tolikara dan apatar TNI/Polri setempat karena memang sejarah GP Ansor yang selama ini mengedepankan kebersamaan dalam menghadapi perbedaan.
"Jadi, apa yang kami lagukan bukan sekadar menjaga dalam arti secara fisik. Melainkan upaya merawat agar tidak ada pihak-pihak yang mencoba merusak pondasi keberagaman di negara ini. Kita hidup bernegara ada aturannya, dimana dalam aturan bahwa soal ibadah itu dijamin kebebasannya dan dilindungi. Itulah yang ingin kami pastikan, bahwa tidak ada praktik tirani mayoritas dalam hal menjalankan ibadah dan keyakinan," jelasnya.