Pemerintah Indonesia Diperbolehkan Identifikasi Jemaah Jumat
Pemerintah Indonesia, terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mengetahui perkembangan terkini data jemaah haji korban tragedi Mina.
Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Edwin Firdaus
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia, terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mengetahui perkembangan terkini data jemaah haji yang mengalami musibah di Mina.
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Abdul Djamil, mengatakan dalam dua hari terakhir, Pemerintah Kerajaan Arab Saudi tengah memproses evakuasi dan menginventarisasi data korban hidup dan meninggal dari berbagai negara. Sehingga proses identifikasi membutuhkan waktu cukup panjang dan hati-hati untuk memperoleh data valid.
"Kami baru mendapatkan akses masuk ke rumah sakit maupun ke tempat pemulasaraan jenazah pada Jumat (25/9/2015) malam, tepatnya pukul 23.00 waktu Arab Saudi," kata Djamil di Jakarta, Minggu (27/9/2015).
Setelah menerima data dari Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, Kemenag dan otoritas RI langsung memverifikasi data identitas korban, menyaksikan kondisi korban, mencocokkan data dengan database pada Siskohat dan E-hajj, dan menghubungi ketua kloter atau keluarga kerabat korban untuk memastikan bahwa jemaah benar asal Indonesia.
"Hasil koordinasi dan penelusuran kami kepada berbagai pihak, sampai dengan tanggal 26 September 2015 pukul 04.00 WAS, kami mendapatkan informasi lebih lanjut korban wafat. Dari semula tercatat dua orang, saat ini tercatat total 14 orang korban wafat yang semuanya sudah diketahui identitasnya. Adapun datanya lengkapnya akan dijelaskan oleh Kepala Daerah Kerja Makkah, Saudara Arsyad Hidayat," kata Adbul Djamil.
Djamil mengatakan pemerintah turut prihatin dan bersungkawa atas wafatnya para jemaah haji korban Mina. Semoga Allah SWT mengampuni segala dosa, menerima segala amal, dan memberi kepada mereka haji yang mabrur.
Seiring masih adanya aktivitas jemaah haji melontar jumrah di Mina, Kemenag mengimbau para ketua kloter, rombongan, ketua regu, maupun jemaah haji Indonesia, agar mematuhi jadwal yang tersedia dan menghindari waktu yang padat.
Perangkat kloter diminta memperhatikan jemaah haji lanjut usia dan berisiko tinggi saat melontar jumrah dan jangan sekali meninggalkan mereka berjalan sendirian terpisah dari rombongan agar tak tersesat kembali ke pemondokan.