Politikus Gerindra Dorong Pemerintah Audit Investigasi Tragedi Mina
Pemerintah Indonesia didesak menggelar audit investigatif atas insiden Mina menyusul adanya jemaah haji asal Indonesia menjadi korban meninggal.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, mengusulkan agar pemerintah melakukan audit insiden Mina menyusul adanya jemaah haji asal Indonesia menjadi korban meninggal.
"Audit itu menjelaskan tentang kenapa sampai ada jemaah haji Indonesia bisa nyelonong, tentu saja kemudian penjelasannya tidak bisa mengkandangkan orang, tapi sistem itu harus bisa menjelaskan," kata Muzani di Jakarta, Minggu (27/9/2015).
Audit bisa dilakukan Kementerian Agama dan Kementerian Luar Negeri. Memang tidak mudah mengendalikan jemaah berjumlah 170 ribu orang.
"Tapi audit itu penting untuk menjelaskan tentang kok bisa jemaah haji indonesia nyelonong padahal bukan waktunya melakukan jumrah. Itu artinya ada aparat kita yang lengah," imbuh dia.
Anggota Komisi I DPR itu meminta Pemerintah Indonesia mendesak Arab Saudi melakukan ivestigasi secara transparan, terbuka, menyeluruh dan melibatkan negara lain.
"Kita harus lakukan audit ini secara menyeluruh tanpa perlu menunggu haji selesai," imbuh dia.
Muzani juga meminta Pemerintah Arab Saudi melibatkan Indonesia dalam audit investigasi insiden Mina. Apalagi, Indonesia memiliki kepentingan karena penyumbang jemaah haji terbesar.
"Dulu pemerintah Arab ketika menetapkan kuota haji, itu dibicarakan dalam OKI dan kita ikut terlibat dan dalam kesempatan itu kita taati. Sekarang, kita yang jadi korban mestinya hal yang sama dilakukan oleh Pemerintah Arab Saudi dan itu suatu keharusan. Diplomasi kita tidak boleh gagal dan kita harus masuk dalam investigasi itu. Kita harus harus mendesak pemerintah Arab untuk ikut dalam investigasi dan ini untuk kebaikan Arab sendiri," ungkap dia.
"Kalau dalam audit ada kesalahan dari ketua rombongan, ketua regu, dari audit akan terlihat seberapa besar kesalahannya," ujar Muzani.