Hampir 100 Persen Pasien Cuci Darah di RS Pelni Peserta BPJS Kesehatan
Susahnya akses memperoleh pelayanan Hemodialisa atau cuci darah atau memang dirasakan pasien jaman dulu mengingat tingginya biaya.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Susahnya akses memperoleh pelayanan Hemodialisa atau cuci darah atau memang dirasakan pasien jaman dulu mengingat tingginya biaya.
Tapi cukup jadi peserta BPJS Kesehatan dengan mengiur atau ditanggung pemerintah sebagai peserta program PBI, mereka akan memperoleh pelayanan cuci darah.
Direktur Utama RS Pelni, Dr. dr. Fathema Djan Rachmat, Sp.B, Sp.BTKV mengatakan, pasca bekerjasama dengan BPJS Kesehatan pihaknya menambah jumlah mesin cuci darah menjadi 100 unit.
"Hampir 100 persen pengguna layanan tersebut merupakan pasien BPJS Kesehatan sehingga jika dilihat manfaatnya, keberadaan layanan cuci darah untuk pasien BPJS Kesehatan memang sangat luar biasa," katanya.
RS Pelni telah membuat sistem yang memberikan kenyamanan pada pasien. Mereka kita beri kesempatan untuk mengatur waktunya sendiri kapan ingin melakukan cuci darah.
"Misalnya ingin cuci darah jam 9 pagi, datangnya bisa beberapa menit sebelum jam tersebut. Pasien tidak harus menunggu lama, begitu juga untuk keluarga pasien yang mengantar," kata dr. Fathema.
Layanan cuci darah diberikan dalam satu paket, sehingga apabila ada pasien yang membutuhkan tindakan lain seperti transfusi darah, mereka tidak perlu lagi membayar tambahan biaya.
Layanan Hemodialisa di RS Pelni ini melayani pasien di pagi dan sore hari, serta malam hari untuk keadaan emergency.
“Kami juga memberikan layanan edukasi kepada pasien hemodialisa agar lebih baik dalam mengatur pola hidupnya.
Tim dari Unit hemodialisa ini terdiri dari ahli gizi, psikolog, sampai dokter bedah vaskuler supaya layanan HD bisa dilakukan dengan baik, sehingga bisa memberikan hasil HD yang baik pula,” katanya.
Tentang pelayanan operasi lainnya, dokter yang hobi memasak dan berbagi ilmu dengan sesama rumah sakit, sejak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, melayani sampai 40 pasien per hari.
"Mereka telah menambah tenaga dokter anastesi dan perawat, sehingga pasien tidak mengalami keterlambatan operasi, dan persiapannya juga berjalan dengan lebih baik,” ujarnya.
RS Pelni menambah peralatan baru yang memiliki teknologi mutakhir untuk perujuk diagnostik dan terapi, di antaranya adalah ESWL (Extracorporal Shock Wave Lithotripsy) untuk terapi batu ginjal tanpa operasi, MSCT (Multislice CT Scan), MRI (Magnetic Resonance Imaging), hingga Endoscopy untuk terapi minimal invasive.
“Teknologi ini sebenarnya dibiayai oleh pasien BPJS Kesehatan, sehingga pengadaan alat-alat tersebut juga harus dibarengi oleh manajemen pasien yang baik," katanya. (Eko Sutriyanto)