Identifikasi Korban Mina, DVI Polri Bawa Mambis untuk Scanner Sidik Jari
Senin 35/10/2015) Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri sudah mulai bekerja melakukan identifikasi korban tragedi Mina
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Gusti Sawabi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Senin 35/10/2015) Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri sudah mulai bekerja melakukan identifikasi korban tragedi Mina saat proses lempar jumrah.
Direktur Eksekutif DVI, Kombes Anton Castilani mengatakan DVI Polri tidak hanya mengidentifikasi korban meninggal dunia. Tapi juga untuk korban hidup yang tidak dapat diidentifikasi.
"Misalnya korban dalam keadaan koma, dan tidak ada tanda pengenal sama sekali," kata Anton.
Anton melanjutkan sebagai alat penunjang identifikasi, tim juga membawa serta alat berupa mobile automated multi biometric identification system (Mambis).
Mambis ini merupakan suatu mobile scanner untuk sidik jari dan iris mata yang mempunyai fasilitas hubungan internet menggunakan SIM Card atau wifi. Alat ini nantinya dipadukan dengan data korban pada Kartu Tanda Penduduk Elektronik.
Cara kerja menggunakan Mambis yakni sidik jari jenazah atau korban discan dengan alat Mambis. Kemudian dihubungkan dengan database e-KTP bekerjasama dengan Direktrorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri.
"Kalau data cocok akan terbaca. Tapi Mambis juga ada keterbatasan, yaitu bisa digunakan hanya untuk sidik jari yang relatif masih baik," tegasnya.
Anton meyakini dengan kemampuan teknis rekan-rekan Inafis pasti mampu memperbaiki kerusakan kontur-kontur pada kulit jari tangan sampai pada batas tertentu.
Lalu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki kontur sidik jari seseorang yang sudah rusak itu? Anton menjawab waktunya relatif. Menurutnya banyak teknik yang digunakan untuk memperbaiki kontur jaringan kulit.