Membangun Budaya Politik Berkarakter dan Cerdas
Akankah daur ulang demokrasi 2015 mengurangi catatan buruk demokrasi Indonesia?
Editor: Hasanudin Aco
Gerakan mahasiswa lainnya, dan organisasi masyarakat lainnya, punya tugas untuk melahirkan dan memunculkan pemimpin dengan karakter yang telah disebutkan di atas.
Pemimpin yang memiliki rekam jejak pengabdian dan perjuangan untuk rakyat, serta mempunyai gagasan untuk melakukan perubahan atau perbaikan kehidupan masyarakat luas.
Pada sisi yang lain, organisasi mahasiswa sangat penting dan perlu mengagendakan untuk melakukan pendidikan politik kepada seluruh rakyat Indonesia agar menjadi pemilih yang cerdas.
Bukan pemilih yang mudah terbuai janji-janji dari tokoh-tokoh yang mempunyai keinginan merebut jabatan publik.
Ada pepatah mengatakan bahwa pemimpin adalah cerminan dari masyarakatnya. Oleh karena itu, untuk dapat melahirkan pemimpin yang ideal, pertama-tama masyarakat ideal adalah tumpuannya.
Saya masih meyakini bahwa pemilih yang cerdas akan melahirkan pemimpin yang cerdas, pemimpin yang bervisi keumatan.
Maka, marilah kita semua mendidik masyarakat untuk cerdas dalam berpartisipasi pada ajang daur ulang demokrasi kita, terutama menjelang 9 Desember 2015 ini. Tugas kita semua hari ini adalah kampanye untuk politik sehat Indonesia!
Ahmad Sahide
Kandidat Doktor Kajian Timur Tengah Sekolah Pascasarjana UGM; Pegiat Komunitas Belajar Menulis (KBM) Yogyakarta
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 5 November 2015, di halaman 7 dengan judul "Membangun Budaya Politik Berkarakter dan Cerdas".