Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

​​Sanitasi dan Air Minum Layak, Investasi Masa Depan dan Prasyarat Dasar Pembangunan

Berdasarkan data BPS Tahun 2014, dalam kurun 2004-2014 telah terjadi peningkatan akses sanitasi dan air minum layak masing-masing 19,30% dan 22,93%

zoom-in ​​Sanitasi dan Air Minum Layak, Investasi Masa Depan dan Prasyarat Dasar Pembangunan
Pokja AMPL
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Sofyan Djalil dalam press conference Konferensi Air Minum dan Sanitasi Nasional (KSAN) kelima di Gedung Bappenas, Jakarta, Senin (2/11/2015). 

TRIBUNNEWS.COM - Investasi pembangunan infrastruktur di bidang sanitasi dan air minum dalam 10 tahun terakhir telah mendorong meningkatnya akses sanitasi dan air minum d Indonesia secara signifikan.

Berdasarkan data Susenas BPS Tahun 2014, dalam kurun 2004-2014 telah terjadi peningkatan akses sanitasi dan air minum layak masing-masing sebesar 19,30 persen dan 22,93 persen.

Akses sanitasi layak meningkat 2,29 persen setiap tahunnya sementara akses air minum meningkat rata-rata 1,93 persen per tahun.

Di akhir tahun 2014, akses sanitasi layak nasional telah mencapai 61,06 persen dan akses air minum layak nasional mencapai 68,11 persen.

Untuk menjaga momentum dan semangat pembangunan sanitasi dan air minum ke depan, pemerintah bersama dengan seluruh mitra kerja pembangunan akan menyelenggarakan Konferensi Air Minum dan Sanitasi Nasional (KSAN) yang kelima pada tanggal 11 November 2015 di Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail (PPHUI), Jakarta.

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Sofyan Djalil menyatakan bahwa sanitasi dan air minum merupakan salah satu perhatian utama pemerintah.

“Penyelenggaraan layanan air bersih dan sanitasi yang layak merupakan prasayarat dasar pembangunan. Sebuah investasi yang harus diamankan terlebih dahulu untuk menjamin pembangunan sektor lainnya dapat berjalan. Untuk itu pembangunan air minum dan sanitasi harus dipandang sebagai investasi jangka panjang yang harus dimulai sejak awal,” ujar Sofyan Djalil dalam acara Press Conference Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN), ajang advokasi terbesar dan paling strategis di tingkat nasional untuk bidang sanitasi dan air minum di Gedung Bappenas, Senin (2/11/2015).

Berita Rekomendasi

Lebih jauh Sofyan juga menyatakan bahwa Pemerintah telah menegaskan kembali komitmen untuk mengutamakan pembangunan air minum dan sanitasi dengan mencantumkan target universal access air minum dan sanitasi pada tahun 2019 dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2015-2019.

Untuk menjamin keberhasilan pencapaian target universal access tahun 2019, Pemerintah, dan pemerintah daerah bersama seluruh pemangku kepentingan menganggarkan pembiayaan pembangunan air minum dan sanitasi tiga kali lipat dari total anggaran 2010-2014.

“Diperkirakan untuk kebutuhan pembiayaan air minum akan mencapai Rp. 275 triliun, sedangkan untuk sanitasi mencapai Rp. 273,7 triliun. Dan berdasarkan pembelajaran lima tahun ke belakang (2010-2014), kontribusi masyarakat mencapai 20 persen. Ini bukti bahwa masyarakat memberikan prioritas yang sangat tinggi terhadap pembangunan air minum dan sanitasi,” ujar Sofyan.

Terkait kerjasama antara pemerintah pusat dan daerah, Deputi Pengembangan Regional, Kementerian PPN/Bappenas, Arifin Rudiyanto, menyatakan hal tersebut perlu koordinasi solid.

“Kerjasama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah perlu terus didukung dengan koordinasi yang solid di masing-masing tingkatan pemerintahan. Keberadaan Pokja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) baik ditingkat nasional, provinsimaupun kabupaten/kota di seluruh Indonesia sebagai wadah koordinasi lintas sektor merupakan dasar dan modal yang kuat untuk mewujudkan pencapaian target universal access," ujar Arifin.

Konsep Baru KSAN 2015

Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) selaku penyelenggara KSAN menyatakan bahwa kegiatan tahun ini akan menghadirkan konsep yang sama sekali berbeda dibanding penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya.

KSAN 2015 akan menghadirkan 16 pahlawan di bidang sanitasi dan air minum dari berbagai kalangan.

Mereka akan berbagi cerita mengenai praktik terbaik yang telah dilakukan selama ini di daerah atau bidang masing-masing dalam sebuah konsep presentasi tunggal yang menarik.

Hasil penjabaran mereka nantinya akan menjadi bahan advokasi bagi para pegiat sanitasi dan air minum di seluruh Indonesia.

Praktik terbaik yang mereka lakukan diharapkan bisa menginspirasi masyarakat di berbagai daerah lain di Indonesia untuk mengadopsi praktik-praktik tersebut, baik adopsi langsung maupun melalui modifikasi sesuai dengan kondisi daerah masing-masing.

Direktur Permukiman dan Perumahan Bappenas, yang juga Ketua Pokja AMPL Nasional, Nugroho Tri Utomo, mengatakan ke-16 pahlawan sanitasi dan air minum yang tampil pada acara KSAN tahun ini hanyalah sebagian kecil dari masyarakat yang peduli akan sanitasi dan air minum.

Ia berharap paska KSAN 2015 akan muncul lebih banyak lagi pahlawan-pahlawan sanitasi dan air minum yang terinspirasi dari hasil advokasi KSAN 2015.

“Ada lebih dari 250 juta penduduk di Indonesia dan kami berharap akan muncul lebih banyak lagi pahlawan-pahlawan sanitasi dan air minum dari 250 juta penduduk itu. Semakin banyak muncul pahlawan sanitasi dan air minum, semakin cepat kita bisa mencapai Access Universal 2019,” ujar Nugroho.

AMPL Award 2015

Selain menghadirkan para pahlawan di bidang sanitasi dan air minum yang tampil dalam sesi presentasi tunggal, KSAN 2015 juga akan diisi dengan penganugerahn AMPL Award 2015.

AMPL Award merupakan penghargaan bagi inisiatif dan inovasi pembangunan sanitasi dan air minum.

AMPL Award 2015 terdiri dari dua kategori yaitu Kategori Pemerintah dan Non-Pemerintah.

Para finalis AMPL Award Kategori Pemerintah dibagi lagi menjadi kategori Sanitasi dan kateogri Air Minum, sementara Kategori Non – Pemerintah dibagi menjadi Komunitas dan Insitusi.

Para finalis dari AMPL Award 2015 untuk Kategori Pemerintah – Sanitasi adalah Kabupaten Bangka (Kepulauan Bangka Belitung), Kabupaten Indragiri Hulu (Riau), Kota Kendari (Sulawesi Tenggara), Kota Banda Aceh (NAD), dan Kabupaten Malang (Jawa Timur).

Sementara finalis untuk Kategori Pemerintah – Air Minum adalah Kota Bogor (Jawa Barat), Kabupaten Bintan (Kepulauan Riau), Kabupaten Pasaman (Sumatera Barat), Kabupaten Poso (Sulawesi Tengah) dan Kabupaten Lubuk Linggau (Sumatera Barat).

Sementara untuk Kategori Non – Pemerintah – Komunitas para finalisnya adalah Bank Sampah Kenanga Peduli Lingkungan (Jakarta Utara), KPP Tangkilan (Sleman, DIY), KPP Jajar Raya IPAL Komunal Program Sanimas USRI (Jombang, Jawa Timur), KSM An-Nur (Probolinggo, Jawa Timur), dan Kelompok Masyarakat Bina Sehat PKPU (Gunung Kidul, DIY).

Sementara para finalis untuk kategori Non – Pemerintah – Institusi adalah Koperasi KPP UMKM Syariah (Tangerang, Banten), Yayasan Adaro Bangun Negeri (Kab. Tabalang & Balangan, Kalsel / Kab. Barito Timur, Kalteng), HAKLI Sabu Raijua (NTT), PT. BPR Kertaraharja (Kab. Bandung), PD. BPR Bank Jombang (Jombang, Jawa Timur),  dan PT. Tirta Investama Aqua Group (Kab. Badung, Bali).

Seluruh finalis tersebut akan mempresentasikan inovasi yang telah mereka lakukan dalam upaya peningkatan akses sanitasi/air minum di daerah mereka masing-masing di depan dewan juri pada 3 November 2015.

Sementara pengumuman pemenang akan dilakukan pada tanggal 11 November 2015, bertepatan dengan hari pelaksanaan Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) 2015.

Admin: Sponsored Content
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas