Kader Muda Minta Golkar Tak Tutup Opsi Rekonsiliasi Partai
Poros Muda Golkar terus melakukan silaturahmi ke tokoh-tokoh Golkar. Tokoh senior yang telah ditemui yakni Muladi.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Gusti Sawabi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Poros Muda Golkar terus melakukan silaturahmi ke tokoh-tokoh Golkar. Tokoh senior yang telah ditemui yakni Muladi.
Muladi menyarankan adanya pembentukan kepengurusan gabungan antara kubu Aburizal Bakrie dan Agung Laksono di masa transisi. Salah satu anggota Poros Muda Golkar Ahmad Doli Kurnia mengatakan opsi-opsi yang berkembang untuk rekonsiliasi partai berlambang pohon beringin itu tidak boleh ditutup.
"Jangan tutup opsi. Enggak boleh munas misalnya. Itu enggak boleh. Faktanya hari ini kita temui opsi baru. Selain munas, penggabungan permanen, ada juga penggabungan transisional. Nanti berikutnya dikaji lagi bagaimana langkah-langkah dan prosesnya," kata Doli direstoran Jl. Adityawarman, Jakarta, Selasa (10/11/2015).
Namun, Doli mengingatkan batasan waktu untuk rekonsiliasi. Pasalnya, Golkar dihadapkan dengan agenda politik besar. Contohnya, Pilkada serentak 2015. Bila konflik masih berlanjut maka akan berulang di Pilkada 2017 bahkan Pemilu 2019.
Menurut Doli, usulan Muladi untuk membentuk kepengurusan gabungan tidak mustahil. "Kalau nanti dalam kepengurusan transisi itu setelah penyelesaian sampai tingkat bawah menghendaki munas, itu tergantung mekanisme dalam kepengurusan transisi. Kan ada rapat pleno, rapat pengurus," ujar Doli yang menjabat sebagai pengurus Golkar hasil Munas Bali.
Doli juga mengatakan Poros Muda Golkar tidak membawa bendera kubu Ancol dan Bali saat bersilaturahmi dengan tokoh Golkar. Namun, lebih mementingkan rekonsiliasi Golkar.
"Kami gabung minta sama orangtua ini untuk jangan lagi kekeuh-kekeuhan. Kami berharap pada orangtua kami Pak Ical, Pak Agung untuk membuka diri dan dengarkan semua stakeholder partai. Ini dampaknya ke masa depan kami, anak-anam muda di partai ini," ungkapnya.