IDI Sayangkan Penyataan Menkes Terkait Meninggalnya Dokter Andra
katan Dokter Indonesia (IDI) menyayangkan pernyataan Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F Moeloek atas peristiwa meninggalnya dokter Dionisius Giri Samud
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyayangkan pernyataan Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F Moeloek atas peristiwa meninggalnya dokter Dionisius Giri Samudra atau yang karib disapa Andra saat bertugas di Dobo, Kepulauan Aru, Maluku.
Pernyataan Nila yang menyebutkan Andra masih dalam status belajar dan belum sepenuhnya menjadi dokter seolah lepas tangan.
"Kalau dia bukanlah dokter, dia nambah kredit semester nggak dalam pendidikannya, kan nggak, dia bisa periksa orang karena punya kompetensi dan yang mempunyai kompetensi itu adalah dokter," ujar Biro Hukum Pembinaan dan Pembelaan Anggota IDI Banten, DR Hadiwijaya Mph di rumah duka, Pamulang Indah, Tanggerang Selatan, Jumat (13/11/2015).
Ia mengatakan Andra sedang menjalankan program internsif yang merupakan bagian dari program IDI.
Selain itu Andra juga sudah berhenti dari fakultas.
Menurutnya apabila tanggungjawab diserahkan ke Dikti, seharusnya ada pengaturan SKS saat menjalankan program internship.
"Dikti lepas tangan, Kemenkes lepas tangan, jadi ini yang bertanggungjawab siapa," katanya.
Terkait penempatan program internsif di pelosok, seperti yang dialami Andra, Hadiwijaya mengatakan hal teknis seperti itu bukan ranah IDI.
Organisasinya hanya mengurusi kompetensi dan rekomendasi seseorang untuk menjadi dokter.
Namun menurutnya hal terpenting adalah adanya jaminan bagi dokter yang bertugas di pelosok.
"Yang kita pikirkan sekarang adalah bagaimana ada jaminan keselamatan dan rescue bagi dokter yang berada di pelosok karena jumlahnya banyak, sehingga tidak terjadi lagi Hal seperti ini" ungkapnya.