Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Trend Perang Masa Depan Adalah Perang Ideologi

Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu melihat perang masa depan yakni peperangan ideologi, atau cuci otak

Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Gusti Sawabi
zoom-in Trend Perang Masa Depan Adalah Perang Ideologi
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu memberikan pengarahan kepada peserta calon pembina bela negara, di Badiklat Kemhan, Jakarta Pusat, Kamis (22/10/2015). Menhan membuka kegiatan pembentukan kader pembina bela negara di 45 kabupaten/kota di Seluruh Indonesia, yang diikuti 4500 kader. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Edwin Firdaus

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu melihat trend perang ke depan sudah tidak lagi mengedepankan alat utama sistem pertahanan (Alutsista) yang paling maju.

Menurut dia, perang masa depan yakni peperangan ideologi, atau cuci otak. Kekuatan diukur dari seberapa besar memengaruhi lawan.

Pengaruh yang kuat dari ideologi tertentu, segala aspek negara bisa saja diruntuhkan. Terlebih jika anak mudanya mudah dipengaruhi dan terhasut. Karena itu, Ryamizard menilai Alutsista bukan satu-satunya senjata menakutkan saat ini.

"Kalau sekarang, bom udah gak ngaruh, kalau cuci otak berpengaruh ke semuanya," kata Ryamizard kepada wartawan di Jakarta, Minggu (15/11/2015).

Pernyataan mantan KSAD itu bukan tanpa dasar, banyak korban warga Indonesia yang terperangkap pengaruh ideologi radikal. Ujungnya, mereka berangkat ke Iraq dan menyebrang ke Syria untuk bergabung dengan kelompok radikal. Mereka bahkan rela menjual harta benda dan meninggalkan seluruh keluarganya dengan dalih pergi berjihad.

Hal inilah yang ingin dicegah oleh pemerintah Indonesia, khususnya menanamkan cinta tanah air sejak dini pada masyarakat. Menhan percaya, jika rasa cinta itu dipupuk sejak dini, maka masyarakat tak mudah dihasut pihak lain. Salah satunya yang digadang-gadang sebagai program pemupukan cinta tanah air adalah bela negara.

Berita Rekomendasi

"Makanya, cuci otak harus dilawan dengan bagaimana mencintai dan rela berkorban pada negara," imbuhnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas