PPATK : Modus Pecah Sumbangan Paling Mudah Dilakukan Petahana
Direktur Pemeriksaan PPATK, Ivan Yustiavandana menjelaskan bahwa modus yang paling sering dilakukan oleh petahana dengan cara memecah dana sumbangan
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Gusti Sawabi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Direktur Pemeriksaan PPATK, Ivan Yustiavandana menjelaskan bahwa modus yang paling sering dilakukan oleh petahana dengan cara memecah dana sumbangan yang ada.
Dari riset yang dilakukan PPATK selama kurun waktu 2014 hingga 2015 awal, Ivan mengatakan bahwa sebagian besar petahana melakukan hal tersebut.
"Kami lakukan dengan sampling 1.030 responden yang kebanyakan memang petahana melakukan pecah sumbangan," paparnya dalam diskusi Dana Kampanye di Ciwidey, Bandung, Jumat (20/10/2015).
Ivan menjelaskan bahwa sebenarnya petahana memiliki anggaran yang besar bahkan mencapai Rp. 60 Miliar dari BUMD untuk diputar dan dibagikan kepada perusahaan-perusahaan kolega dan meneruskannya kembali kepada dirinya saat proses pilkada berlangsung.
Tak jarang, dana tersebut bahkan diputar hingga perusahaan yang berada di luar negeri agar dapat mengelabui penyelenggara pemilu. Dia mencontohkan di salah satu wilayah, terdapat dua perusahaan asing yang memberikan dana sumbangan kepada petahana.
"Ada lah dari perusahaan luar itu ada juga. Tapi kemudian jika ditelusuri lebih lanjut, dananya ya berasal dari BUMD setempat," ungkapnya.
Hal tersebut diakuinya cukup sulit diketahui sumber aliran dananya karena biasanya perputaran dana sumbangan tersebut bahkan berada hingga tangan ketiga sebelum kembali kepada petahana.