Puisi Imam Prasodjo "Maafkan Aku Meludah ke Arah Wajahmu Yang Mulia"
Sidang etik dugaan pencatutan nama Presiden Jokowi dan Wapres JK memasuki babak baru.
Penulis: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sidang etik dugaan pencatutan nama Presiden Jokowi dan Wapres JK memasuki babak baru.
Hari ini, Senin (8/12/2015), Ketua DPR RI Setya Novanto yang diadukan oleh Menteri ESDM Sudirman Said ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) menjalani sidang etik di depan anggota MKD.
Namun sidang kali ini berlangsung tertutup. Berbeda dengan sidang sebelumnya yang dijalani Menteri ESSDM Sudirman Said dan Presdir PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin yang berlangsung terbuka dan disiarkan langsung oleh TV swasta.
Sidang Setya juga berlangsung cuma 3 jam. Berbeda dengan sidang Sudirman dan Maroef hingga lebih 10 jam lamanya.
Nah, di tengah desakan publik ke MKD agar mengusut tuntas kasus "Papa Minta Saham" ini muncul sebuah puisi dari Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Imam B Prasodjo.
Tak lupa Imam menyertakan link video di Youtube berjudul "BUKA SAJA! - Sudirman Said | Speech Composing SIDANG MKD"
Puisi itu diunggah Prasodjo di Facebook-nya sejak, Senin (7/12/2015).
Berikut kutipannya:
MAAFKAN..
AKU MELUDAH KE ARAH WAJAHMU YANG MULIA
Tidakkah kita melihat
Sebuah kebobrokan moral
Kasat mata diperagakan
Integritas begitu unggul bersinar
Bersanding dengan gelapnya kepalsuan
Panggilan "yang mulia" berkali diucapkan
Namun hati begitu terluka mendengar
Karena gelar dan perilaku tak bersesuaian
Karena baju kehormatan disalahgunakan
Dijadikan penutup kebusukan dan kebobrokan
250 juta pasang mata melihat
Tenggorokan begitu kering terjerat
Tak mampu menelan ludah
Melihat kemunafikan di puncak kebejatan
Karena itu yang mulia
Maafkan aku
Kali ini aku tak tahan
Harus meludah ke arah wajahmu
Wajah kepalsuan yang bagiku
Begitu menyebalkan dan memuakkan
#iPras2015
7 Desember