Teten: Presiden Jokowi Menahan Marah Sejak Siang
Kepala Staf Presiden, Teten Masduki mengatakan, sejak siang hari tadi Presiden terlihat menahan amarahnya.
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo marah ketika menanggapi kasus pencatutan nama yang diduga dilakukan oleh Ketua DPR, Setya Novanto.
Wajah murka Presiden itu ditunjukkan seusai melakukan jumpa pers terkait pelaksanaan Pilkada di Istana Negara Jakarta sore tadi.
Kepala Staf Presiden, Teten Masduki mengatakan, sejak siang hari tadi Presiden terlihat menahan amarahnya.
"Yang saya tahu marahnya benaran. Dari siang Presiden sudah marah cuma dari siang beliau nahan-nahan juga," ujar Teten di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (7/12/2015).
Bahkan, kata Teten, aura kemarahan Presiden terasa ketika menggelar rapat terbatas membahas mengenai pengelolaan sampah menjadi energi terbarukan siang tadi.
Teten menjelaskan awalnya Presiden tidak begitu marah ketika membaca sebagian transkrip rekaman diduga suara Riza Chalid, Setya Novanto dan Maroef Sjamsoeddin tersebut.
"Setelah baca lengkap transkrip rekaman itu memang presiden marah luar biasa. Kalau dibilang presiden gila koppig itu kan sudah sering lah Presiden dihina gitu dan Presiden tidak pernah menunjukkan kemarahannya tapi karena dicatut namanya dan dikaitkan dengan pembagian saham Presiden marah luar biasa," ucap Teten.
Teten menjelaskan ini kemarahan Presiden Jokowi yang kesekian kalinya menanggapi kasus pencatutan nama untuk mendapatkan saham 11 persen.
"Presiden sudah berkali-kali, dua kali malah berikan statement waktu di Kalimantan sama di acara Kompas. Presiden minta proses di MKD dihormati terus jangan diintervensi supaya MKD profesional objektif," tutur Teten.