Kemensos Gendeng 14 Perguruan Tinggi Garap Desa Sejahtera Mandiri
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa ingin memastikan 3,6 juta Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang diamanatkan kepada Kementerian Sosial (Kemensos) b
Penulis: Yulis Sulistyawan
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa ingin memastikan 3,6 juta Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang diamanatkan kepada Kementerian Sosial (Kemensos) bisa tersalurkan dengan tepat bagi siswa berusia 6 tahun hingga 21 tahun.
“Kemensos mendapatkan amanah menyalurkan KIP 3,6 juta bagi anak 6-21 tahun, SD, SMP dan SMA, ” ujar Mensos saat Pencanangan Desa Sejahtera Mandiri (DSM) kerjasama dengan Unisma di Desa Argosari Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (24/12/2015).
Bentuk kerja sama dengan Unisma, kata Mensos, dalam bentuk program Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Sebab, dalam praktik di lapangan bisa mendeteksi berbagai masalah sosial yang sulit dijangkau dan menawarkan solusinya.
“Kemensos menjalin kerja sama dengan 14 perguruan tinggi sebagai bagian penting mewujudkan DSM, sekaligus mendeteksi berbagi masalah sosial dan menawarkan solusi, ” katanya.
14 perguruan tinggi yang bekerja sama dengan Kemensos diantaranya STKS Bandung, Universitas Islam Sultan Agung Semarang, Universitas Gadjah Mada, Universitas Ciputra Surabaya, Universitas Islam Malang, Universitas Muhammadiyah Malang, dan Universitas Negeri Malang.
Selain itu, Universitas Negeri Jember, IAIN Antasari Banjarmasin, Universitas Mulawarman Samarinda, Universitas Hasanuddin Makassar, Universitas Muslim Indonesia, Universitas Andalas, serta Universitas Jambi.
Tahun depan ada 300 ribu beasiswa Strata Satu (S1) untuk pendidikan lebih baik.
Jika anak-anak muda ke luar negeri tidak lagi menjadi Tenaga Kerja Indonesia atau Wanita (TKI atau TKW), melainkan dibekali skill dan kompetensi.
“Berbekal pendidikan lebih baik, jika suatu waktu mereka ke luar negeri tidak lagi menjadi TKI atau TKW tetapi dengan posisi sebagai manajer, ” katanya.
Hal itu setelah mendapatkan intervensi program secara intregratif dan komprehensif.
Misalnya, mendapatkan rumah tinggal layak huni (rutilahu), KIP, Kelompok Usaha Bersama (KUBE), serta tidak menikah usia muda.
“Dengan keluarga memiliki pendapatan yang baik, rutilahu, KIP, KUBE dan tidak kawin usia muda bisa meningkatkan kesejahteraan hidup, ” ucapnya.