Prediksi 2016: KMP Semakin Melemah di Parlemen
Perseteruan politik antara Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat diprediksi masih akan berlangsung di 2016
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perseteruan politik antara Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat diprediksi masih akan berlangsung di 2016. KMP diprediksi tidak akan sekuat pada saat awal terbentuk seiring terjadinya dinamika politik di 2015 lalu dan KIH diperkirakan akan semakin kuat di parlemen tahun ini.
"Catatan saya di tahun 2016 kekuatan politik KIH di parlemen semakin menguat, sementara KMP semakin kehabisan darah," kata pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Pangi Syarwi Chaniago, Minggu (3/1/2016).
Geng politik KMP di parlemen menurut Pangi, diprediksi hanya tinggal tiga parpol oposisi yaitu Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Persatuan Pembangunan. Itupun jikalau PPP tidak bergabung ke KIH. Karena menurut Pangi, mapping politiknya sangat bergantung siapa pengurus PPP yang disahkan atau SK Kemenkumhan.
Pangi yakin Menkumham akan terus mengintervensi PPP kemudian gerbong Romahurmuziy semakin bertenaga di tengah dualisme PPP dan nampaknya kubu Djan Faridz semakin kehabisan darah.
"Jantung KMP secara matematika politik nampaknya tinggal Gerindra dan PKS di tahun 2016. Kekuatan KMP di parlemen antara ada dan tiada," tuturnya.
Menurut Pangi, tahun 2016 KMP juga diambang diambang perpecahan. Indikatornya, PKS melalui Fahri Hamzah dan di Gerindra ada Fadli Zon sebagai tulang punggung manajemen harian KMP mau dipatahkan.
Semua ini terjadi kata Pangi berkat kelincahan dan kecerdikan presiden Jokowi sehingga kekuatan KIH kuat di parlemen. Berbeda dengan sebelumnya KIH selalu kalah setiap kali voting. Seperti dalam mengesahkan UU MD3 paket KMP yang menang sehingga pimpinan DPR di dominasi KMP.
Tak hanya itu, voting ketika perebutan alat kelengkapan DPR hampir KIH tidak dapat posisi apa apa namun berakhir dengan konsensus dan kompromi via jalan tengah bagi rata antar kedua kubu. Lagi-lagi KIH kalah telak dalam voting pilkada langsung vs pilakada oleh DPRD. Presiden pada waktu itu sampai tidak mau hadir di acara DPR.
"KMP di atas angin dan selalu menang dan presiden tahu betul ia benar-benar tersandera dan terganggu oleh kekuatan dan dominasi KMP di DPR. PPP dan Golkar terbelah hampir satu tahun dan tak bisa dinafikan akibat intervensi pemerintah lewat tangan SK Menkumham. Ujungnya saya melihat PPP dan Golkar akan terus dijahilin dan dikerjain selama PPP dan Golkar tidak bergabung ke KIH," tuturnya.
"Ini semua akibat kehebatan dan kelincahan Presiden Jokowi memainkan politik (game political) yang awalnya tersandera kekuatan KMP dan sekarang didukung penuh oleh KIH di parlemen," tandasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.