Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kepala BATAN: Bangka Belitung Lokasi Paling Layak untuk Pembangunan PLTN

Bangka Belitung dikatakan aman berdasarkan studi dampak dan feasibility study

Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Kepala BATAN: Bangka Belitung Lokasi Paling Layak untuk Pembangunan PLTN
TRIBUNNEWS.COM/Imanuel Nicolas Manafe
Kepala BATAN, Djarot S Wisnubroto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (12/1/2016). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Teknologi Nuklir Nasional (BATAN), Djarot S Wisnubroto menyebut wilayah di Indonesia yang aman untuk dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah Bangka Belitung.

Bangka Belitung dikatakan aman berdasarkan studi dampak dan feasibility study.

"Hasil studi terakhir yang kita lakukan 2011 sampai 2013, tentang studi dampak di Bangka Belitung, di Bangka Barat dan Bangka Selatan. Secara teknis lokasi tersebut layak didirikan PLTN," kata Djarot di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (12/1/2016).

Jika PLTN disetujui pemerintah untuk dibangun, Djarot mengatakan pembangunan akan memakan waktu sekitar 7 sampai 10 tahun ke depan.

"Saya kira kami punya perhitungan bahwasanya sampai 2030, bisa jadi 2025 atau 2024 karena PLTN itu membangun perlu sampai 7 sampai 10 tahun, dibutuhkan awalnya sekitar 2 x 1.000 megawatt," kata Djarot.

Namun, Djarot kembali menjelaskan bahwa semua itu merupakan keputusan dari Presiden Joko Widodo apakah PLTN perlu dibangun dan dikembangkan atau tidak.

"Saya kira kami mengikuti saja. bahwa seperti yang diinstruksikan presiden tadi, bahwa setelah dikaji bersama seluruh potensi, apakah nuklir masuk atau tidak, kita harus segera putuskan," ucap Djarot.

Berita Rekomendasi

Djarot juga meyakini kecil kemungkinan adanya kecelakaan dalam pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

Keyakinan Djarot berdasarkan fakta yang terjadi, bahwa angka kecelakaan PLTN sangat kecil selama ratusan tahun pengembangan PLTN di dunia.

Dampak kecelakaan reaktor nuklir yang terbesar terjadi yakni di Chernobyl, Ukraina pada tahun 1986.

Diketahui, eksperimen teknisi di reaktor nomor 4 PLTN Chernobyl yang berada di dekat Pripyat berujung petaka.

Reaktor seberat 2.000 ton itu akhirnya meledak.

Dampaknya lebih dari 50 ton materi radioaktif lepas tidak terkendali.
Korban jiwa akibat terkena radioaktif pun berjatuhan, sehingga kota Chernobyl kini tidak lagi dihuni hingga kini.

"Ya. Saya yakin aman, bandingkan saja kecelakaan PLTU dengan PLTN, meski saya tidak ingin bandingkan. Misalkan PLTN yang kita tahu adalah Chernobyl. Dalam sejarahnya, itu saja bandingkan dengan kecelakaan yang lain atau kecelakaan peswat terbang misalnya," ujar Djarot.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas