Pimpinan Gafatar Ahmad Mushadeq Mengaku sebagai Juru Selamat kepada Bibit
Yang tak pernah dilupakan Bibit adalah momen saat bertemu dengan pimpinan tertinggi Gafatar yakni Ahmad Mushadeq.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Dewi Agustina
Bayangan Bibit, organisasi itu harus ada cabang di seluruh kabupaten di Indonesia.
Oleh karena itu, Bibit merasa harus mencari massa atau mencari anggota untuk bergabung dengan organisasinya tersebut.
Januari 2012, Bibit yang hobi berenang, pagi itu sedang berenang di kolam renang yang tak jauh dari rumahnya.
Ketika itulah, ada seorang anak muda yang mendekatinya. Pemuda tersebut mengaku dirinya anggota organisasi Gafatar.
Anak muda tersebut belakangan diketahui Bibit adalah pesuruhnya Ketua Umum Gafatar.
Beberapa hari setelah pertemuan di kolam renang itu, Bibit diajak anak muda itu untuk dikenalkan dengan Ketua Umum Gafatar, yang bernama Maftul Muis Manurung.
Saat bertemu, Maftul Muis menjelaskan program Gafatar yang lebih banyak berkecimpung di kegiatan sosial.
"Dia (Maftul Muis) menunjukkan foto-fotonya, ada kerja bakti, membersihkan parit dan selokan bersama Kodim dan TNI, membantu korban bencana banjir, pengobatan gratis. Saya bilang bagus," terang Bibit.
Dewan Pembina
Tak lama setelah pertemuan itu, Bibit diundang Maftul untuk menjadi pembicara di seminar dan sarasehan yang digelar Gafatar.
Bibit biasanya berbicara tentang integritas, anti korupsi, nilai kebangsaan dan Pancasila.
"Setelah beberapa kali mengisi acara mereka, akhirnya mereka meminta saya bergabung menjadi Dewan Pembinanya," jelas Bibit.
Bibit pun bersedia.
"Saya bilang, Oke lah selama itu bermanfaat untuk bangsa ini saya bilang siap," kata Bibit.
Ketika itu, Bibit menduga Gafatar menempatkan dirinya menjadi Dewan Pembina agar organisasinya berkembang. Bibit pun juga berpikiran, jika ia butuh sesuatu terkait organisasinya, GMPK, maka Gafatar bisa diminta bantuan.