Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Momentum Manfaatkan Transportasi Massal
kereta cepat adalah salah satu faktor dalam kecepatan yang dapat membuat suatu negara dapat memenangi persaingan
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam acara ground breaking kereta cepat Jakarta-Bandung, Presiden Joko Widodo mengatakan kecepatan membangun sebuah proyek infrastruktur merupakan kunci dalam bersaing dengan negara lain.
"Negara yang efisien dan memiliki kecepatan dalam membangun itulah yang nanti jadi pemenang dalam persaingan antar negara," kata Presiden Joko Widodo sesuai keterangan Tim Komunikasi Presiden, Bandung, Kamis (21/1/2016).
Menurut Presiden, kereta cepat adalah salah satu faktor dalam kecepatan yang dapat membuat suatu negara dapat memenangi persaingan, karena memiliki kecepatan dalam mobilitas barang dan orang.
Pembangunan proyek kereta cepat ini, kata Presiden, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk dapat beralih dari transportasi pribadi ke transportasi massal.
"Puluhan tahun andalkan transportasi pribadi, transportasi massal kita lupakan, mulai banyak kota-kota macet, jawabannya transportasi massal," ujar Presiden.
Diketahui, proyek kereta cepat dibangun oleh dana investasi hasil konsorsium BUMN Indonesia dan Tiongkok sehingga tidak melibatkan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara).
Presiden menegaskan bahwa APBN akan difokuskan untuk membangun infrastruktur di luar jawa seperti pembangunan jalan tol di Sumatera, kereta api di Sulawesi dan Papua.
"Saya tidak mau pakai APBN dan jaminan pemerintah karena APBN kita titik beratkan pembangunan di luar Jawa," ucap Presiden.
Proyek kereta cepat yang akan menghubungkan Jakarta-Bandung sepanjang 142 Km ini ditargetkan selesai pada akhir tahun 2018, dan mulai beroperasi awal tahun 2019 dan akan diintegrasikan dengan proyek LRT (Light Rail Transit) di Bandung dan MRT (Mass Rapid Transit) di Jakarta.
"Saat kereta cepat ini, LRT di Bandung juga selesai, yang diminta bukan hanya Bandung tapi Bandung Raya, saya jawab dan putuskan langsung, akan kita putuskan selesaikan," ucap Presiden.
Dalam kesempatan ini, Presiden mendorong BUMN yang saat ini memiliki aset lebih Rp. 5000 Triliun untuk saling bekerjasama dan bersinergi mempercepat dan memperluas pembangunan baik di Jawa dan luar Jawa.
"Sinergi BUMN bukan efesiensi, tapi juga untuk menghadapi persaingan dan kompetisi global sehingga bisa bersaing dengan negara lain," kata Presiden.
Dengan dimulainya pembangunan proyek kereta cepat ini, Presiden berharap bahwa proyek ini dapat memberi manfaat dalam jangka pendek dan jangka panjang serta juga bisa berdampak pada pengembangan wilayah di sekitarnya.
Presiden juga menambahkan agar kerjasama dengan Tiongkok ini juga bisa dilakukan di bidang-bidang lain di masa yang akan datang.