Puncak Musim Hujan Diprediksi Akhir Januari dan Februari 2016
Hampir 90 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan.
Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hampir 90 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan.
Puncak musim hujan diperkirakan pada akhir Januari dan Februari 2016.
Meskipun saat ini el-nino masih berlangsung namun kondisinya sudah semakin meluruh dan kembali ke netral hingga Maret-April 2016.
Seperti yang disampaikan oleh Kepala Pusat Meteorologi Publik, Mulyono Rahadi Prabowo kepada wartawan dalam jumpa persnya di Gedung BMKG, Jakarta Pusat, Jumat (22/1/2016).
Mulyono menekankan bahwa diprediksi akan bepotensi terjadinya La Nina yang berdampak pada meningkatnya curah hujan terutama di wilayah Indonesia bagian Selatan Ekuator.
Itu berdasarkan histori kejadian La-Nina pada tahun 1998-2010. Dampak dari La-Nina akan terjadi kenaikan curah hujan pada periode Juli, Agustus, dan September.
"Apabila terjadi kemarau basah akan ancaman bagi petani tembakau, bawang, dan petambak garam, serta meningkatnya pertumbuhan penyakit organisme tanaman," ujarnya.
Sementara potensi hujan lebat di Indonesia, sambung dia, diperkirakan akan semakin meingkat pada akhir Januari hingga Februari 2016.
Semua ditandakan dengan aktifnya monsoon dingin asia yang disertai dengan seruakan dingin, fase Madden Julian Oscillation (MJO) yang menunjukkan fase basah di wilayah maritim kontinen (Indonesia), Indian Ocean Dipole yang bernilai negatif, serta potensi daerah Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ) yang akan semakin menguat.
"Monsoon dingin Asia akan memicu terjadi pertumbuhan awan hujan akan menguat dalam satu minggu kedepan terutama di sekitar Sumatera dan Bagian Barat Kalimantan," ujarnya.
Kondisi ini akan mengakibatkan potensi hujan lebat tak hanya di sekitar Sumatera dan Bagian Barat Kalimantan, tetapi berpotensi di Sumatera bagian Selatan, Jawa, Bali, NTB, Sulawesi Tengah dan Selatan, Maluku bagian tengah dan Papua bagian Tengah.
Selain itu, lanjut Mulyono, potensi ketinggian gelombang laut, akan berpotensi terjadinya gelombang tinggi 1.25 – 2.5 meter yang meliputi wilayah sebagian besar perairan barat Sumatera, perairan selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Barat, Laut Natuna, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Perairan Kep. Sangihe, Laut Maluku, Perairan utara Papua dan Papua Barat.
Sementara untuk wilayah Laut Cina selatan, Perairan Kepulauan Natuna hingga utara Anambas, Perairan utara Kepulauan Talaud hingga utara Kepulauan Halmahera, Laut Halmahera, akan terjadi ketinggian gelombang laut 2.5-4.0 m. Kondisi ini perlu diwaspadai dari tanggal 25 Januari 2016.
"Memasuki puncak musim hujan pada Januari-Februari 2016, perlu ditingkatkan kewaspadaan akan terjadinya potensi banjir dan longsor. Tepi terdapat catatan khusus diberikan untuk Propinsi Riau, mengingat akan memasuki musim kemarau pada Januari/Februai yang membawa danmpak potensi kemudahan terjadinya keterbakaran lahan," imbuhnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.