Rektor UIN Jakarta: Dunia Pendidikan Harus Bersih dari Radikalisme dan Terorisme
Anak-anak adalah masa depan bangsa yang harus ‘bersih’ dari paham negatif seperti itu
Bahkan pihaknya, akan melibatkan intelijen negara untuk menyelidikinya.
Bagi yang terlibat, Pembantu Rektor III akan langsung bertindak.
“Tidak ada tempat subur di kampus untuk berkembangnya radikalisme dan terorisme karena semua kurikulum sudah Islam Moderat semua,” tukasnya.
Terkait pergerakan kaum radikalisme dan terorisme akhir-akhir ini, Prof Dede menilai sebenarnya gerakan terorisme di Indonesia makin lemah.
Bahkan ia menilai teror bom Thamrin itu menjadi bukti mereka makin frustasi.
“Mereka sudah ngawur dan tidak jelas. Bayangkan ngapain melakukan teror di warung kopi? Intinya mereka itu tidak cerdas dan seperti orang frustasi,” kata Dede Rosyada.
Sebelumnya, Gerakan Pemuda (GP) Ansor menemukan buku-buku untuk Taman Kanak-Kanak (TK) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Depok, Jawa Barat, serta di beberapa daerah di Indonesia mengandung kalimat-kalimat berisi ujaran terorisme dan radikalisme.
Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, Benny Ramdani membeberkan bahwa buku paket pelajaran tersebut berjudul "Anak Islam Suka Membaca" jilid 1,2,3,4, dan 5.
Buku-buku ini bisa disebut menanamkan benih-benih radikalisme sejak usia dini, karena diajarkan kepada anak-anak TK yang masih sangat polos.
Apalagi penulis buku tersebut istri dari pimpinan kelompok radikal di Solo, Jawa Tengah.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.