Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tukang Bakso Ini Menyesal Gabung ISIS: Cuma dapat Rp 600 Ribu

Ahmad Junaidi menyesal telah berangkat ke Suriah untuk bergabung bersama ISIS

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Tukang Bakso Ini Menyesal Gabung ISIS: Cuma dapat Rp 600 Ribu
Harian Warta Kota/henry lopulalan
Dua orang simpatisan ISIS saat baru tiba di Pengadilan Jakarta Barat, Jalan S Parman, Jakarta Barat, Kamis (21/1/2016). Sidang lanjutan kasus tujuh orang yang diduga menjadi simpatisan kelompok Islamic State of Iraq and Syria dengan agenda untuk mendengar keterangan saksi mahkota dan keterangan dari ketujuh terdakwa. Warta Kota/henry lopulalan 

Abu Jandal menyampaikan, bayaran itu untuk tugasnya menjadi guru mengaji ke orang-orang di Suriah yang belum bisa mengaji.

Akhirnya, pada 21 Maret 2013, sebanyak 18 orang dipimpin oleh Abu Jandal ikut dalam pemberangkatan ke Suriah melalui Jakarta-Kualalumpur-Turki. Seluruh biaya keberangkatan ditanggung oleh Abu Jandal.

Sementara urusan paspor ditangani oleh Helmi Aminudin.Rombongan yang berangkat ke Suriah dipimpin Abu Jandal itu di antaranya Helmi Aminudin, Abdul Hakim Munabari, Abdul Hakim, Muhammad Fachry alias Ustad Fachry alias Tuah Febriwansyah, dan Robby Risahputra.

Sebelum berangkat Junaidi sempat menandatangani surat dari Abu Jandal tentang perjanjian bekerja.

Setiba di Suriah, rombongan 18 warga Indonesia dibagi oleh pimpinan setempat ke dalam tiga kelompok dengan tugas masing-masing di penapungan.

Kegiatan pertama, mereka diajak latihan menembak dengan AK47 di Muaskar. "Saya tidak tahu jika tempat tersebut merupakan lokasi penggemblengan dan pelatihan ISIS," akunya.

Junaidi membenarkan beberapa foto yang ditunjukkan jaksa adalah dirinya. Foto-foto tersebut memperlihatkan Junaidi tengah mengangkat senjata api AK47 di camp pelatihan.

Berita Rekomendasi

"Beli HP di sana, seharga 150 dolar AS. Uangnya lupa dari mana. Tapi, sebelum bagi tugas dikasih uang 200 dolar oleh orang sana," terangnya.

Setelah latihan menembak, Junaidi ditempatkan di Hariri sebagai tukang masak di siang hari dan jaga camp pada malam hari. Ia juga dibekali senjata dan teropong dalam kegiatan tersebut.
"Kalau masak kok bawa senjata?" tanya jaksa."Itu memang diminta untuk selfie saja," jawab Junaidi.

Junaidi mengatakan hanya enam berada di Suriah hingga akhirnya mencari jalan kembali ke Indonesia.

Ia keluar dari kelompok tersebut karena tugas dan bayaran tidak sesuai dengan yang dijanjikan oleh Abu Jandal.

Selama di Suriah, selain latihan menembak dan memasak, Junaidi juga mengajar mengaji ke sejumlah orang-orang Suriah.

"Betul di sana banyak yang belum bisa mengaji. Bahasa Arab mereka memang beda dengan bahasa Arab di Al quran," katanya.

Namun setelah enam bulan, Junaidi mengaku menyesal berangkat ke Suriah karena tugas dan bayaran tidak sesuai dengan yang dijanjikan. "Saya dapat cuma Rp 600 ribu sebulan.

Tidak ada uang yang dikirim ke keluarga. Sampai saat ini nggak ada yang bantu keluarga saya," ujarnya.

Kalau ditawari bayaran mahal masih mau ke sana? "Nggak Pak, nggak akan ke sana (Suriah) lagi," ujar Junaidi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas